Mohon tunggu...
Musfirah
Musfirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswi semester 4 yang menempuh pendidikan di universitas muhammadiyah malang.

Tomorrow is gonna be fine

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mencari Keadilan Melalui Media Sosial

17 Mei 2022   19:10 Diperbarui: 17 Mei 2022   22:59 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Perkembangan zaman saat ini mengharuskan manusia untuk menggunakan berbagai teknologi salah satunya yaitu internet. Dengan internet manusia dapat melakukan interaksi dengan jarak jauh. Internet memang membawa banyak hal positif terhadap manusia namun tidak sepenuhnya. Saat ini banyak tindak kekerasan yang terjadi melalui internet, bahkan memanfaatkan media sosial yang berbasis internet untuk mengadukan suatu konflik yang terjadi pada pengguna media sosial tersebut. 

Seperti contoh kasus yang baru saja terjadi, dimana sebuah video beredar yang menunjukkan tindak kekerasan secara verbal yang terjadi di dalam pesawat. Pada video tersebut terdapat seorang penumpang pesawat ibu-ibu yang  menegur seorang wanita karena tidak mematuhi aturan yang ditetapkan oleh awak kabin. Wanita tersebut tergesa-gesa ketika ingin keluar dari pesawat. Kemudian ibu-ibu tersebut menegur dengan baik tetapi wanita tersebut malah mengata-ngatai lawan bicaranya. Video ini disebar oleh pelaku yang tidak mematuhi aturan tersebut, ia beranggapan jika merekam kejadian tersebut dan menguploadnya ke sosial media maka ia akan mendapatkan support bahwa dirinya lah yang benar sedangkan ibu-ibu yang menegurnya salah. Namun warganet tidak semena-mena menghujat ibu-ibu yang ada dalam video tersebut melainkan mencari kejelasan sebenarnya pihak manakah yang salah dalam sebuah video yang beredar tersebut.

Contoh lainnya seperti cuitan yang dibuat oleh pengguna twitter @sashymimahal, ia menjelaskan bahwa kursi disabilitas dan seat prioritas yang harusnya ia duduki ditempati pejabat yg katanya "abri negara". Alhasil ia gagal terbang dalam penerbangan tersebut. sashy menceritakan secara detail mengenai kejadian yang terjadi pada dirinya. Ia merasa bahwa maskapai yang bersangkutan seharusnya paham mengenai kursi disabilitas. Sashy merasa sangat dirugikan akan hal itu dan memilih untuk mengambil penerbangan yang berbeda. Ia merasa tindakan seperti yang dilakukan "abdi negara" merupakan perbuatan yang tercela. Karena merasa tidak dihargai, ia menulis tweet pada akun twitter nya dan beranggapan masyarakat akan melihat tindakan seorang abdi negara yang sangat dispesialkan oleh maskapai tersebut dan sesuai dengan keinginan sashy bahwa tanggapan masyarakat mengenai kasus yang menimpanya ramai diperbincangkan dan masyarakat semakin menutup mata dengan abdi negara yang selalu membuat onar dan menghabiskan uang rakyat. Mengenai kasus tersebut, pihak garuda indonesia telah meminta maaf atas ketidaknyamanan dalam pelayanan yang diberikan. 

Dari beberapa contoh kasus diatas dapat dianalisa jika masyarakat saat ini sangat ketergantungan dengan sosial media. Semua hal yang bergantung pada kegiatan manusia ada di dalam media sosial. Fenomena ini tentu saja memiliki sisi positif maupun negatif. Banyak masyarakat yang memanfaatkan media sosial  untuk mengadu soal ketidakadilan yang terjadi pada real life mereka dan kemudian melakukan pengaduan tersebut di dunia maya dengan harapan banyak yang mendukung statement yang ia buat dengan kata lain membutuhkan perhatian para followers atau pengguna media sosial lainnya. Hubungan antara masyarakat dengan media sosial sangat kuat mengenai kasus tersebut. Jika ingin viral anda harus menjadi topik yang ramai diperbincangkan warganet. Menilik kasus tersebut bahwasannya indonesia belum siap dengan terpaan globalisasi teknologi yang ada saat ini. Mereka banyak memanfaatkan media sosial untuk melakukan sebuah tindakan yang kemudian akan viral namun viral dalam artian buruk. Hanya beberapa warganet yang bisa memanfaatkan teknologi dengan baik. Seperti contoh kasus sashy yang memanfaatkan media sosial twitter dan membuat cuitan mengenai tindak ketidakadilan yang ia dapatkan.

Kemudian, mengapa warganet lebih memilih untuk memviralkan suatu masalah melalui media sosial? pertama, karena pengguna media sosial itu banyak dan hampir ada di seluruh penjuru dunia. Kedua, karena media sosial merupakan teknologi berbasis internet dimana untuk penyebaran berita akan lebih cepat dibandingkan dari mulut ke mulut. Ketiga, jika sudah viral di media sosial maka akan cepat pula penanganan yang akan dilakukan oleh pihak terkait. Keempat , jika anda ada di dalam kasus viral tersebut tentu saja anda akan diketahui seluruh orang karena kasus yang anda angkat ataupun kasus yang menimpa anda. 

Peran warganet merupakan massa yang besar dalam mengangkat sebuah kasus hingga viral sangatlah penting. Tanpa respon dari warganet maka sebuah kasus tidak akan viral. Harapannya jika ingin memviralkan suatu kasus, warganet perlu mencari tahu terlebih dahulu apakah kasus yang menyebar itu benar adanya. Akan fatal jika warganet hanya melihat pada satu sisi saja, baik itu dari sisi korban atau pelaku. Warganet yang ingin mengangkat suatu kasus pada media sosial juga perlu mengetahui terlebih dahulu apakah kasus yang menimpa tersebut perlu dishare atau tidak. Semua kembali ke diri anda masing- masing, jika anda orang yang terlibat pada kasus ingin mengangkatnya ke sosial media atau tidak itu tergantung anda dan jika anda hanya sebagai pembaca, bijaklah dalam memberikan komentar serta respon terhadap suatu kasus yang sedang viral. 

  . 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun