Mohon tunggu...
Musa Saiful Islam
Musa Saiful Islam Mohon Tunggu... Petani - Love For All Hatred For None

Love For All Hatred For None

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Khalifah Adam dan Masroor?

30 Januari 2021   20:15 Diperbarui: 30 Januari 2021   20:15 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang memiliki kecerdasan tinggi dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain di bumi. Selain itu bentuk alat gerak berupa tangan dan kaki yang sempurna serta penglihatan yang sangat baik secara visual memungkinkan manusia untuk mencapai satu tahapan kemajuan yang tidak mungkin dicapai oleh makhluk lainnya. Adapun ribuan tahun silam, kemajuan manusia dalam peradaban jauh meninggalkan makhluk-makhluk lain yang kemungkinan umur kesempurnaan wujudnya lebih tua.

Manusia yang sempurna terjadi pada tujuh ribuan tahun yang lalu dimana dapat menerima wahyu karena jasmani yang telah mencapai tahapannya yang sempurna dan kecakapan yang oleh Tuhan dirasa cukup dan sudah waktunya. Sosok seorang Adam, yang saat itu sudah banyak manusia disekitarnya, kemudian oleh Tuhan diangkat sebagai seorang khalifah. Adam merupakan seorang khalifatullah, atau wakil Tuhan dimuka bumi, yang artinya adalah seorang nabi.

Seorang nabi adalah sosok yang memiliki tugas untuk membina umat. Dengan demikian, seorang Adam memiliki tugas untuk membina umat. Seorang Adam juga merupakan Homo sapiens yang saat tujuh ribuan tahun yang lalu sudah banyak dimuka bumi, namun tidak semua Homo sapiens atau manusia saat itu adalah nabi. Disini jelaslah Adam sang khalifatullah berhak mendapatkan sematan 'alahis salam sebagaimana perintah Nabi Muhammad saw. untuk menyebut nama nabi-nabi yang terdahulu dan yang akan datang dengan sebutan 'alahis salam.

Dengan mengetahui hakikat ini, maka pikiran kita terbuka bahwa Adam as. adalah kahlifatullah pertama, atau Nabi pertama, bukan manusia pertama. Karena seorang nabi tidak mungkin diutus jikalau tanpa adanya umat manusia. Selain itu adanya bukti lain bahwa sebagai pembawa syariat pertama, yang membawa tiga syariat sederhana namun menjadi pondasi kebangkitan umat manusia, menunjukkan adanya manusia yang beserta dengan Nabi Adam as..

Menggunakan pakaian adalah syariat Nabi Adam as. yang mungkin bagi manusia sekarang adalah hal yang lumrah. Namun hal tersebut pada waktu itu menjadi suatu hal yang mengubah manusia secara signifikan, dari yang hanya terbiasa telanjang layaknya hewan. Dengan manfaat pakaian, manusia merasakan kehangatan dan keamanan dari terik matahari dan dinginnya malam serta hisapan hewan-hewan penghisap darah. Setelah berpakaian manusia berpikir lebih jauh lagi kedepan didorong oleh syariat lainnya yaitu membangun rumah-rumah.

Jika kita mendengar kisah tentang manusia purba, kita membayangkan bahwa mereka adalah makhluk yang tinggal di dalam lubang-lubang goa. Adapun mereka berlindung dari terik, dingin dan salju ataupun hujan hanya dengan tinggal lubang yang gelap itu. Sungguh rumah-rumah merupakan sebuah kunci dimana manusia dapat berkumpul, mendirikan desa-desa kecil sehingga memungkinkan mereka untuk hidup bermasyarakat karena tidak mungkin jika didalam goa yang sempit, manusia dapat berkumpul dalam jumlah yang banyak.

Kehidupan menjadi lebih baik, namun masalah lain timbul yaitu soal makanan. Makhluk yang memiliki mata didepan adalah karnivora, yang fokus pada buruan didepan. Itulah manusia, yang juga karnivora dan juga herbivora atau dapat dikatakan sebagai omnivora. Manusia purba fokus dalam perburuan dan mencari makanan dihutan-hutan. Tentu ketika masyarakat semakin banyak, maka kebutuhan makanan pun meningkat. Oleh sebab itu syariat lain yang sampai kepada sang khalifah tuhan saat itu adalah berkenaan dengan cocok tanam. Dengan adanya cocok tanam, maka hal tersebut menyudahi perilaku nomaden yang menyebabkan kemajuan menjadi terhambat.

Demikianlah manusia modern terus menerus melakukan perbaikan dan kemudian menyebar hingga ke tempat-tempat yang jauh dengan memperkenalkan peradaban kepada manusia lainnya. Itulah tugas seorang khalifah Allah pada saat itu. Berbeda halnya dengan tugas seorang khalifah pada zaman ini, seorang khalifah dari mesias atau disebut khalifatul masih.

Tugas khalifah pada zaman ini adalah melakukan reformasi umat manusia secara universal, sebagaimana tugas Nabi Muhammad saw. yaitu untuk melakukan perbaikan umat. Khalifah yang memiliki tugas perbaikan akhlak tujuh miliaran manusia, adalah seorang yang dipilih oleh tuhan sebagaimana telah seribu empat ratus tahun yang lalu dinubuatkan rahasia ini, dimana merupakan penerus dari mesiah yang ditunggu-tunggu.

Masroor Ahmad, merupakan sosok khalifah yang kelima dan telah melakukan banyak usaha-usaha perdamaian pada umat manusia. Sosok khalifah tersebut merupakan pemimpin dari Jemaat Ahmadiyah yang seringkali ditentang dan hendak dihancurkan oleh para penentangnya, namun selalu diberikan kemajuan oleh karena ada sosok Tuhan dibelakangnya.

Sejarah membuktikan, siapapun yang berusaha memusuhi Jemaat Ahmadiyah, dan tidak bertaubat maka kehancuran dan kehinaan diterimanya di dunia ini. Dan tidak lupa, di akhirat kelak juga para penentang akan mendapatkan balasannya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun