Epistemologi Ontologi dan Aksiologi Pendidikan
 Sebelum pada pokok ppembahasan. Kita bahas terlebih dahulu mengenai Logos yang akan berkaitan dengan tiga pembahasan pokok.
Adanya logos dikatakan sebagai  pengganti mitos. Dimana mitos adalah sebuah kepercayaan. Kemudian ada peralihan pemikiran dari mitos menuju logos. Pembuktian adanya logos ini melalui rasional dan empiris.
Ontologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari suatu hakikat pendidikan itu sendiri. Apasih hakikat pendidikan? Untuk mengetahui itu, kita harus mengetahui sebab adanya lembaga pendidikan karena didirikannya suatu lembaga pendidikan pasti ada alasannya.
Misalnya: masyarakat di suatu kawasan memerlukan pendidikan kena kurang pintar, kurang cerdas bahkan jauh dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang mnyebabkan suatu keadaan masyarakat tersebut tertinggal.
Lalu bagamana jika lembaga tersebut tidak sesuai tujuan? Maka sudah jelas lembaga pendidikan tersebut keluar dari hakikat pendidikan. Dan apabila lembaga pendidikan sudah tidak sesuai dengan hakikat pendidikan akan berpengaruh eksistensi lembaga tersebut. Masyarakat tidak akan lagi melirik atau menganggap adanya pendidikan tersebut. Maka yang diperlukan adalah perbaikan dan perubahan pada seluruh elemen pendidikan.
Epistemologi adalah suatu aliran yang membahas tentang pengetahuan yang disertai dengan usaha dengan suatu metode. epistemologi dibagi menjadi dua macam, yaitu rasionalisme dan empris.
Rasionalisme adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan akal. Sedangkan empiris adalah aliran yang menitik beratkan pada sebuah pengalaman.
Jika dua hal itu dikaitkan dengan pendidikan, sama dengan visi dan misi. Visi dan misi inilah yang hendak dicapai oleh suatu lembaga penddikan. Dan melalui visi misi pula dapat diketahui sejauh mana suatu lembaga mampu mencapai tujuan yang telah dibuat.
Aksiologi adalah aliran yang membahas tentang nilai. Aksiologi dibagi menjadi dua macam, yaitu etika (aturan-aturan) dan estetika (keindahan). Â Keduanya sling berkaitan untuk mnengetahui nilai sebuah lembaga pendidikan.
Jika etika diterapkan, maka terciptalah estetika. Sebaliknya, estetika tak akan muncul manakala etika diabaikanbahkan dilanggar. Pelanggaran etika akan mengakibatkaan estetika sebuah pendidikan berkurang bahkan tidak ada sama sekali.