Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sindiran Giring Nyapres 2024: Presidential Threshold dan Capres Itu-itu Lagi yang Bikin Gerah

26 Agustus 2020   11:19 Diperbarui: 26 Agustus 2020   11:24 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Giring Nidji atau Giring Ganesha, sumber: kompas.com/Giring Perkasa

Akhirnya dengan sistem PT itu, partai mayoritaslah yang bisa unjuk gigi sebagai pengusung calon orang nomer satu di Indonesia. Dan calon itu sudah pasti harus berasal dari partainya, bukan penyanyi, apalagi orang independen.

Sementara partai dengan suara di bawahnya hanya bisa mendukung mati-matian kepada calon yang diusung partai mayoritas.

Siapa tahu nantinya dapat jatah posisi menteri atau staf khusus atau jabatan lainnya di kabinet jika orang yang diusung partai mayoritas terpilih sebagai pemenang Pilpres.

Kini PT 20 persen atau 25 persen masih dibahas oleh DPR. Ada isu bahwa ambang batas tersebut akan diturunkan menjadi 10-15 persen. Dengan ambang batas sebesar itu, ada kemungkinan banyak calon yang muncul di bursa pemilihan nanti.

Di samping itu, dengan diturunkannya ambang batas, partai-partai akan berkoalisi secara alamiah mengikuti instingnya dan tidak terpaksa mengekor ke partai paling mayoritas sebagai konsekuensi dari PT.

Meski begitu, ada partai yang masih ngotot ingin adanya PT di Pemilu 2024. Padahal PT membuat lembaran sejarah kelam dengan adanya calon yang itu-itu lagi dan wajah yang itu-itu lagi sampai muncul istilah Cebong dan Kampret. Coba kalau tiga, mungkin lebih adem. Pun jumlah penduduk Indonesia ada ratusan juta, masak itu-itu lagi? 

Isu Giring Nidji mau nyapres ini barangkali sebagai sindiran telak pada sistem PT yang sudah dijalankan pada Pemilu sebelumnya.

Siapa sih yang diuntungkan dari PT 20 atau 25 persen selain partai mayoritas? Mungkin ini sebagai kekesalan Nidji sebagai representasi partainya anak muda dan partai yang tidak lolos ke senayan.

Sebagaimana tabiat anak muda, harusnya mereka kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang cenderung menguntungkan sebagian pihak saja. Dan langkah Nidji ini menurut saya sudah cukup tepat mewakili kaum muda seperti saya.

Saya bukan pendukung PSI tapi saya kadang mendukung langkah-langkahnya yang kadang pro terhadap suara anak muda. Apalagi suara anak muda kadang dianggap remeh temeh oleh kaum sepuh di jagat politik Indonesia karena dianalogikan masih bau kencur.

Padahal banyak kaum sepuh yang integritasnya masih kalah jauh dengan anak muda zaman sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun