Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Teman Utang di Bawah 100k, Relakan atau Tetap Tagih?

9 Agustus 2020   19:57 Diperbarui: 9 Agustus 2020   20:04 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melunasi utang, sumber: Pixabay.com/Goumbik

Suatu ketika, ada seorang teman lamaku yang sudah tidak saling berkomunikasi lalu tiba-tiba menghubungiku. Sebelumnya kami menjalani kehidupan bersama layaknya seorang sahabat selama tiga tahun lamanya. Kami pun terpisah karena memilih sekolah yang berbeda.

Ada kepingan memoriku tentangnya. Meski sudah lama tidak berjumpa, ada kalanya memori itu muncul kembali. Apalagi bagi saya yang sejak kecil sudah merantau ke sana ke mari, tidak ada teman yang benar-benar dekat dari kecil sampai sekarang. Kalau ada bisa dihitung dengan jari.

Kembali ke kisah kawan lamaku ini, jadi kami sudah lebih dari setengah dekade tidak bertemu. Ternyata dia merantau ke ibukota. Saya sendiri berkuliah di ibukota. Dia tiba-tiba memulai obrolan di Facebook. Entah ada angin apa yang membawanya ke menu obrolan.

Saya sebenarnya sudah tidak begitu aktif di media sosial. Tapi sekali-dua kali saya menjelajahinya sebagai obat rindu kepada kawan lama.

Kawan lamaku ini bilang ingin berjumpa denganku. Aku mengiyakan saja waktu itu, lagi pula kuliahku tidak begitu padat.

Singkat cerita, kami bertemu di masjid kampus sewaktu saya jadi mahasiswa S 1. Dia sudah datang dari beberapa jam yang lalu. Dia menungguku yang sedang ada janji dengan seorang teman kampus.

Kaget? Tentu saja, dia sudah banyak berubah. Mulai dari wajah, badan, sampai penampilan. Mungkin karena efek menikah muda. Saya sempat tidak mengenalinya padahal dia aktif di media sosial, harusnya saya tahu dari melihat foto-fotonya.

Dia mulanya basa-basi, menanyaiku seputar kehidupan kampus karena dia tidak melanjutkan studinya begitu lulus dari SMA. Setelah basa-basinya selesai, dia mengatakan bahwa dia butuh uang pulang kampung.

Sebagai teman yang dulu menjalin kisah bersama sewaktu SMP, saya menganggukkan kepala tanda sepakat. Saya tidak ada perasaan curiga atau apapun itu.

Waktu itu, aku hanya mampu meminjami uang 100k karena banyak kebutuhan di kampus yang menguras banyak kocek.

Dia juga berniat menginap di kosanku. Aku mengiyakan, lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun