Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lebaykah Menyetok Persediaan Makanan dan Masker Saat Ini?

3 Maret 2020   20:40 Diperbarui: 3 Maret 2020   20:46 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat wajar jika Qatar yang diblokade oleh negara-negara teluk menyetok banyak bahan makanan pada 2017 silam. Qatar tidak bisa bertransaksi dengan negara-negara tetangganya. Qatar tak bisa berbuat banyak akibat sanksi dari negara-negara teluk yang menganggapnya menyetorkan dana kepada kelompok terorisme. Lain Qatar, lain lagi Indonesia.

Setelah Jokowi mengumumkan ada dua WNI suspect Corona, warga berbondong-bondong menyetok persediaan makanan. Dunia ini dianggap bagaikan adegan dalam film drama di mana seolah-olah akan terjadi bencana yang lebih besar. Mereka membeli beras, mi instan, makanan kaleng untuk menghadapi bencana besar tersebut.

Apakah tindakan tersebut lebay?

Kepanikan yang timbul ini tidak akan separah ketika gadget dan internet muncul. Persebaran informasi yang begitu cepat membuat warga semakin mewanti-wanti apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang akan terjadi. Belum lagi berita-berita hoaks yang selalu mengalir deras di tengah kepanikan warga.

Menteri Kesehatan, Terawan mengimbau agar masyarakat tetap tenang. Terawan juga menyarankan agar mereka yang sehat untuk tidak memakai masker. Tentu sebagian dari kita menolak mentah-mentah pendapat menteri yang dulu sangat kontroversi soal brainwashing sebagai terapi itu. 

Bagaimana tidak menolak, logikanya ketika sebuah virus sudah datang maka entah yang sehat atau yang sakit juga perlu waspada dengan memakai masker ketika berada di luar. Ini sebagai langkah pencegahan sebelum semuanya datang terlambat.

Sama seperti ketika Indonesia dikatakan baik-baik saja dari Corona. Tindakan preventif tidak begitu santer digalakkan karena tidak ada informasi mengenai apa yang harus dilakukan ketika ada pasien terduga suspect Corona. Apa yang harus dihindari dan rumah sakit mana saja yang bisa menjadi rujukan. 

Informasi tersebut tidak banyak ditemukan. Baru deh setelah dua WNI asal Depok diduga terpapar virus, informasi bertebaran begitu cepat. Seperti pengalaman saya saat naik KRL.

Sebelum dua WNI terjangkit Corona, tidak ada yang namanya pengumuman di dalam KRL terkait tindakan yang harus kita lakukan dan klinik stasiun mana saja yang menyediakan penanganan dini. 

Setelah informasi WNI yang positif Corona itu menyebar luas, baru deh hampir setiap KRL mengumumkan tindakan pencegahan dan penanganan terkait virus termasuk imbauan untuk memakai masker bagi yang sakit dan tidak meludah sembarangan.

Di sisi lain, ada benarnya juga apa yang diungkapkan Terawan. Di saat seperti ini masyarakat sangat panik. Kepanikan ini justru akan membuat kita stres. Stres adalah penyakit yang sebenarnya juga berbahaya jika dibiarkan begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun