Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Gagal Menjadi Manusia Super

12 Januari 2020   16:38 Diperbarui: 13 Januari 2020   18:51 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi lelaki kuat. (sumber: pixabay.com/bgmfotografia)

Langkah kaki digerakkan secepat mungkin menuju daun pintu. Ia membuka pintu yang gagangnya sudah rusak. Begitu terbuka, habib atau siapalah dia, mengucapkan salam sambil memeluk Ahmad.

"Sebenarnya aku ke sini karena ada utusan dari serikat perkumpulan superhero seluruh dunia. Apakah Kamu yang namanya Ahmad?"

"Iya, tapi Anda siapa ya? Dan saya tidak mengenal serikat perkumpulan superhero dunia, yang saya tahu itu hanya ada di televisi saja." Ahmad semakin bingung. Ini orang sehat atau setengah sehat, pikirnya.

"Lupakan soal saya. Ini ada uang senilai sepuluh juta untuk Anda karena terpilih menjadi pengganti superman," kata habib atau siapalah dia sambil memberikan lembaran uang bergambar bapak proklamator Indonesia. Ia tidak basa-basi lagi menerima uang itu. Ia pikir ia sedang diawasi kamera tersembunyi. Mungkin saja ia masuk program kaget-kagetan seperti yang sering ia tonton bersama sang anak.

Tangan lusuh Ahmad semakin berat. Entah ada apa dengan uang itu. Ia tidak kuat menerima uang seberat itu. Sang habib hanya tersenyum simpul lalu pergi. 

***
"Ayah, bangun! Sudah pagi. Mana uang untuk bayaran sekolah?" tanya anaknya sementara ia sedang tertidur pulas dengan gaya duduk bersila sambil memegang komik superhero, hadiah menang lomba mewarnai milik sang anak. Ternyata ia telah melanggar janji untuk tidak tidur setelah membaca Quran. Lalu ia mau jawab apa pertanyaan sang anak? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun