Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membidik Potensi Industri Halal dalam "One Belt One Road" (OBOR)

10 Januari 2018   20:32 Diperbarui: 10 Januari 2018   20:49 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar peta jalur One Belt One Road (financialtribune.com)

Pepatah kuno mengatakan bahwa China adalah raksasa yang tertidur, jika bangun maka dunia akan ketakutan. Hal tersebut mulai terbukti sedikit demi sedikit. Pasalnya, China mulai merajai di setiap sektor perdagangan internasional. 

Keistimewaan China tersebut merupakan salah satu buah manis proyek raksasa bernama One Belt One Road (satu ikatan dan satu jalan) atau biasa dikenal OBOR yang baru dimulai 2013 silam. 

Proyek yang digagas Xi Jinping, Perdana Menteri China ini tak tanggung-tanggung dalam mencairkan dana pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang melalui skema dana dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang berpusat di Beijing. 

Dana senilai triliyunan dollar yang dilontarkan tidak ada artinya bagi China jika melihat prospek ke depannya bagi negara Tirai Bambu tersebut. Namun China menyatakan bahwa OBOR tidak hanya menguntungkan China semata, negara-negara lain juga bisa merasakan manfaatnya.

Menjamurnya investasi besar-besaran China dalam membangun infrastruktur di negara-negara berkembang tersebut disambut baik oleh negara-negara berkembang dan ditentang negara-negara maju. 

Munculnya ketakutan negara-negara maju ini tidak menjadi masalah besar bagi China selama negara-negara berkembang masih mau berdiri dibelakangnya. 

Kini terbukti sekitar 60 negara menjadi mitra skema OBOR. Negara berkembang pun merasa diuntungkan karena pembangunan infrastruktur tersebut memudahkan laju transportasi dan perekonomian dalam negerinya. 

Meskikpun di sisi lain lebih menguntungkan China karena mobilisasi perdagangan dari China menuju pelosok-pelosok negara berkembang lebih mudah, murah dan efisien. Serta memudahkan China mendapatkan pasokan energi dari negara-negara dengan kekayaan energi besar dunia.  

Indonesia sebagai salah satu sasaran One Belt One Road tidak boleh lenggah sedikitpun. Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, jalur sutera Indonesia dinilai strategis dalam menghubungkan asia dengan negara pasifik. 

Berdasarkan data dari DBS Asian Insight, Indonesia mendapatkan sokongan dana terbesar se-ASEAN senilai 80-an milyar dolar dari proyek pembangunan infrastruktur China mulai 2013 sampai 2016. Pembangunan infrasturktur tersebut mencakup pembangunan fasilitas publik, transportasi dan kelistrikan.  

Skema OBOR ini sejatinya bisa menjadi peluang namun di sisi lain juga bisa menjadi ancaman. Berbicara mengenai peluang, Indonesia memiliki peluang yang besar dalam OBOR apalagi Indonesia adalah negara kepulauan, salah satunya peluang yang terbuka lebar-lebar adalah industri halal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun