Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Saat Berdoa

20 Mei 2022   12:35 Diperbarui: 20 Mei 2022   13:40 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdoalah. Gambar via Pixabay.cim

Hari yang sakral
penghulu
semesta tunduk juga takut
siang yang agak temaram
angin berhembus pelan
menyusuri jutaan kalimat harap
Membumbung langit
menerawang angkasa

Hujan sehabis reda

dahaga telah sirna
burung kembali bercericit ria
kumandang keabadian bersuara
jiwa-jiwa yang nestapa
asa yang masih tersisa
tangan terbuka mata terpejam
hati yang rela
Keluh kesah pun tumpah

Tuhan!!

jika detik ini mata masih bisa membaca
suara masih lantang
Daksa masih kokoh terpampang
udara segar masih dihirup dengan riang
setiap kesempatan adalah kenikmatan
masih banyak yang belum terungkapkan
do'a selalu menjadi andalan untuk mendapatkan kebahagiaan

Sejauh Ini,
Setiap kali meminta kepada-Mu
belum ada satupun menemui Kekecewaan
Terimakasih Tuhan,,
Rahmat-Mu bercucuran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun