Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Bercucuran

16 November 2021   14:38 Diperbarui: 16 November 2021   14:38 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deras air bah jatuh ke tanah
Menitihkan berkah dari mahligai sang pencipta
Rahmat menabur benih bahagia
Padamkan semua lelah dan gundah

Hujan mengguyur deras
Melegakan hati dan pikiran yang panas
Sesaat aktivitas terhenti sekedar memberi Jedah untuk istirahat, bukan untuk mencela hujan yang membawa manfaat

Keringnya rasa terima kasih ini
Sehingga pendengaran, penglihatan hingga perasaan sukar sekali untuk sekedar bersyukur dari kasih sang pencipta atas segala anugerah tiada tara

Pupuk kembali rasa cinta dari hilangnya hati untuk merasa
agar kiranya jiwa itu kembali membuncah
Bersama hujan dan kenangan
selalu datang di waktu yang bersamaan

Hujan semakin menentramkan hati dari tatapan syahdu netra yang menyelinap sekelebat
Diatas kursi kayu mahoni jiwa menatap hujan untuk kembali melihat

Hujan menyegerakan dedaunan
Memekarkan bunga di taman
Hujan Menyirami harapan dari beberapa saat menaggung kehausan
Hujan menentramkan perasaan bersama kenangan yang terbesit diingatan

Terima kasih Tuhan! Rahmatmu bercucuran 

Musafar Ukba

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun