Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Meraih Puncak Tertinggi

5 November 2021   01:58 Diperbarui: 5 November 2021   02:03 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musafar Ukba : Dokpri Amarilis

Langkah tersendat di bukit berbatu teriring harap memacu dengan sayup-sayup maju 

Adrenalin dipacu degup jantung memburu, Menyeduh udara malam hingga bercengkrama dengan kabut yang Merindu 

Satu ucap terlintas menjejaki puncak harapan, "aku ingin seperti dirimu, terkesan basa basi tapi selalu ada solusi dan tak pernah lelah memberi inspirasi".

Kaki semakin melangkah dengan tertatih-tatih, alam melambai menyorak dari arah manapun memberi secercah harapan hingga menohok sanubari

Hati semakin meringis kala kenangan itu cukup menikam juga, mendaki bukan cuman pelampiasan tetapi dia adalah harapan qalbu dari kenyataan pilu. Bercengkrama dengan tanah curam, sampai lupa dilema hanya sebatas menyapa saja, hanya untuk memastikan engkau tidak rapuh.

Mendaki semakin menjadi menguras semua perih, menerobos batas ruang hati. Menyulut kembali semangat dan membangkitkan asa, menitih jalan diri dari sepinya pelampiasan ini. 

Untuk sementara cukup dikunci mati   esok hari meskipun misteri, tetap yakini  kalau tetap sejalur dengannya maka cukup tunggu waktunya saja sampai meraih keindahan senja di puncak tertinggi. 

Musafar Ukba

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun