Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nenek dan Humornya

23 Juli 2021   21:27 Diperbarui: 26 Juli 2021   16:06 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : tangan keriput nenek via pixbay

Sinar rembulan meliputi gulita menyingkap labirin awan yang nampak celah kebiruan,larut marut dalam hayalan sampe lupa si kampret meronta-ronta

Biarkan saja,, keroncongan pun belum sahut menyahut, mungkin beberapa saat lagi.

Seorang nenek dan asa keluar meberi makna mencoba membantu sesama hingga langka gontai tak terelakkan lagi dup dup dup hati terayuh tak kuasa menahan sambil memegang sebungkus Indomie 

Oh Deso baru jam segini udah tutup seorang gadis desa memanggil seraya antarkan dulu dia, ouh prasangkaku kenapa engkau kembali berulah, dia itu manusia biasa 

Tangan keriput dipandu pemuda diantar sampai kemuka, Nek hari ini nda hujan mungkin udah kemarau ya,, semoga saja, udah lelah kaki ini menggaruk kutu Air. 

Hehe, nampaknya bukan cuman saya

Bibir terkatup mencoba mencerna setiap ucapannya jarak sedekat ini sampai lupa dimana rumahnya! Oh nenek itu mungkin udah pikun. Katanya dia lupa rumahnya kemarin makanya minta antar.

Ternyata lupa bisa dilupa,semakin membingungkan saja 

Musafar Ukba, 23 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun