Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pekikan Bahagia

22 Juli 2021   22:30 Diperbarui: 22 Juli 2021   22:40 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi malam via Pixbay

Malam lagi dingin lagi kawan embusan angin malam kembali menyekap suasana lengang,mendongak kelangit menatap gugusan bintang 

Pupus harapan diwaktu senggang sembari menyuruput kopi,ah terlalu pesimis menerima keadaan 

Sekonyong-konyong suara menggema dibalik pokok kayu itu, mungkin lagi menyapa kita atau ada angin lewat ucap salah seorang sesepuh,bintang itu nampak terang biasanya kemarau nih 

Kuseruput kembali kopi,Ah nikmatnya merenungi malam yang sakral. Suara itu kembali memekik tiga  kali mungkin sedang gembira, wih nampaknya hawa diluar sejuk membius sampe bulu kuduk merasakan sekelebat gerakan 

Semakin larut,,suara sumbang dikeheningan. Tangisan bayi yang pulas merindukan sentuhan muara bunda mari menjawab pekikan itu lagi lagi lagi sampai tiada lagi 

Sambut esok dengan suka cita,gunung yang menjulang tinggi,pohon yang berdiri tegak,angin yang berhembus kencang dedaunan yang berjatuhan semua tak luput dari pantauan-Nya 

Seakan tak bosan pekikakan itu kembali berulah, dia sedang gembira bersuka ria menyambut esok tiba merenung sejenak ini malam Jum'at 

Yakinkan diri saja semoga raga ini kembali berada dari mati kecil kita.

#Malam Jum'at

MUSAFAR UKBA,22 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun