Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kufur Nikmat

17 Juli 2021   17:22 Diperbarui: 17 Juli 2021   18:58 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak dapat dibendung karunia dan Anugerah-Mu 

Banyak nan tiada bertepi,manusia mencoba menghitungnya namun tiada sanggup, bahkan membuang waktu saja seandainya kendatipun mengetahuinya maka sudah barang tentu semua akan melepuh tersimpuh malu 

Ocehan keluar dari tiap tiap lisan,kapan musibah ni berakhir hingga kehidupan kembali sedia kala 

Sakit,perih,pilu,dilema,suasana semakin menjadi saja hingga hujan tak bosan membasahi bumi,bercucuran membasahi beriringan dengan tangis dan tawa 

kenapa sih harus bertanya? 

mengapa hujan turun setiap hari hingga mengikis kebahagiaan kami saja? Mengapa harus ada bencana kenapa nda dihilangkan saja?

sibuk dengan tanda tanya hingga lupa bahwa kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, jikalau mampu ciptakan hujan setetes saja, tanpa asin dan asam maka niscaya tidak akan sanggup wahai engkau manusia!

Apasih susahnya bersyukur itu, tinggal terima,hadapi dan nikmati bukankah kebahagiaan akan datang pada waktunya, bukankah pohon akan mengugurkan daunnya pada musimnya hingga datang daun dan bunga dengan keadaan yang segar 


Engkau selalu mengeluh kawan, sampai lupa bahwa kebahagiaan akan datang kepada mereka yang memahami hakikat musibah dan nestapa adalah hikmah kebahagiaan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun