Mohon tunggu...
Muslim Amiren
Muslim Amiren Mohon Tunggu... Dosen - Seorang futurist, easy going, dan berharap hidupnya bermanfaat banyak bagi diri, keluarga dan masyarakat sekitar

Dosen FMIPA, Jurusan Informatika. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. Usaha: NTA TOUR TRAVEL (tour operator dari Aceh untuk Dunia) Visi: Menjadi rahmatan lil Indonesiain. Misi: Menulis, merawat ingatan, melawan lupa. Hp/WA: 085277224606, email: ntatourtravel@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ojek Durian: Satu Jiwa, Dua "Raga"!

19 September 2021   08:37 Diperbarui: 19 September 2021   10:40 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh jembatan akses ke kebun durian di Lhong

Musim durian di Lhong baru saja berlalu. Banyak kenangan tersisa. Salah satunya ialah Ojek Durian. Inilah profesi yang baru saya tahu setelah hampir setengah abad hidup di bumi. Hingga saya berfikir apakah profesi ini juga ada di tempat lain di Indonesia? Ada nggak sih? Mohon infonya..

Durian adalah buah tropis yang sangat populer. Makanan para raja.  Apakah dia mampu hidup dan berbuah di negara empat musim? Saya belum pernah mendengarnya. Seingat saya, waktu tinggal di Adelaide dulu, tidak pernah bertemu dengan buah berduri ini. Entah kalau suatu ketika, ada teknologi yang mampu untuk membuat dia hidup di sana. 

Namun, waktu tinggal di Shanghai, saya pernah menemukannya di salah satu supermarket. Saya dengar, mereka dikirim dari Thailand dan Malaysia. Harganya pun "mehong" sekali. 50 yuan satu sisi buah, atau 100.000 rupiah. Di Lhong, harga segitu bisa dapat lima buah durian super, kualitas musang king lokal. 

Anyway, di Lhong ternyata banyak sekali tipe durian. Orang kampung bilang sekitar 12 jenis. Dari tipe musang king yang kuning dan manis legit, hingga yang tidak ada nama, berwarna putih dan hambar. Yang paling keren yang tipe kaki gajah, duren super. Besar, harum, manis dan berdaging tebal. Harganya hingga 50.000 per buah. Sekali makan, langsung kenyang.

Durian super Lhong, Aceh Besar: kuning emas, manis, legit, besar dan tebal. Mau?
Durian super Lhong, Aceh Besar: kuning emas, manis, legit, besar dan tebal. Mau?

Sayangnya, durian yang besar, manis dan "indah" ini, biasanya ada di lokasi yang jauh dari kampung. Agak ke gunung. Susah naik, apalagi membawa turun. Sehingga diperlukan bantuan dari para "Ojek Durian". Mereka adalah para anak muda yang siap berjibaku membawa turun durian dengan resiko apapun. Agar bisa dinikmati para penyuka durian, dan uangnya untuk peningkatan ekonomi petani.

Mereka sangat dibutuhkan oleh petani,  karena kondisi jalan di negara kita yang belum berpihak pada para petani. Jalan ke kebun duren atau ke lokasi pertanian lainnya biasanya adalah jalan setapak yang masih tanah liat. Hal ini mempersulit petani membawa turun hasil pertaniannya. Apalagi kalau musim hujan. Bisa sangat licin. Beresiko kecelakaan. Kalau mau memperkuat pertanian dan pariwisata, harusnya ke depan, pemerintah fokus membangun jalan-jalan akses ke lahan pertanian dan desa-desa wisata. 

Contoh jembatan akses ke kebun durian di Lhong
Contoh jembatan akses ke kebun durian di Lhong

Anyway, kembali ke laptop, ups, ojek duren maksudnya. Begitu orang kampung memanggilnya. Mereka mematok harga bawa turun durian 1.000 hingga 3.000 per buah dari kebun hingga ke lapak durian. Tergantung dari jarak dan tingkat kesulitan perjalanan. Makin sulit, makin mahal. Ada uang, ada jalan, begitu kata kawan Shanghai saya. 

Jadilah harga buah durian di kebun yang kecil biasanya 10.000 menjadi 11.000 hingga 13.000 sampai di lapak durian. Sekali bawa turun bisa 20-50 durian. Mereka bisa mendapatkan 50.000 hingga 100.000 rupiah. Tergantung berapa jumlah durian yang bisa mereka bawa turun. Satu hari mereka bisa mendapatkan penghasilan antara 300.000 hingga 500.000 rupiah. Selama 1-2 bulan panen, bisa hidup 3-6 bulan ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun