Mohon tunggu...
fxfelly murwito
fxfelly murwito Mohon Tunggu... -

bapak satu istri dan satu putri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pohon Kebahagiaan yang Dicuri dari Surga

24 Oktober 2017   11:58 Diperbarui: 24 Oktober 2017   12:18 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cokelat dan cinta selalu memiliki keterkaitan. Cokelat dan kebahagiaan adalah sebuah rantai yang saling mengait dalam cincin cinta. Selamat menikmati cerita tentang cokelat.

Bahagia, kata yang sederhana tapi memiliki makna yang begitu luas. Mungkin seluas angkasa raya yang hingga saat ini batas kedalamannya belum mampu dijelajahi oleh perangkat luar angkasa tercangggih sekalipun. Para periset itu mungkin lupa bahwa semakin di cari maka semakin dalam dan semakin banyak pertanyaan yang harus dijawab. Begitu juga dengan bahagia, semakin dicari semakin sulit untuk ditemukan.

Tetapa ada satu hal yang membuat kata bahagia itu sederhana, cokelat. Bagaimana mungkin? Begini, kalau tiba-tiba ada seseorang memberikan sekotak cokelat kepada Anda, apakah Anda bahagia? Tentu saja, dari anak-anak sampai kakek-nenek jika mendapat hadiah cokelat, tentu bahagia. Masalahnya, bagaimana cokelat bisa begitu dalam menggores ingatan kita akan bahagia?

Quetzalcoatl Si Pencuri Cokelat dari Surga

Begitu tingginya pencitraan pohon kakao yang ditemukan sekitar 4000 tahun silam hingga theobroma cacao ini mendapat julukan 'Food of the gods'. Konon, setelah penciptaan dunia selesai, dewa-dewi dan manusia hidup bersama. Namun ada satu dewa yang berpikiran berbeda, namanya Quetzalcoatl. Dia berpendapat bahwa seharusnya antara manusia dan dewa tidak memiliki perbedaan. Maka dia menempuh cara untuk mentransver pengetahuan dewa kepada manusia dengan mencuri pohon yang buahnya digemari oleh para dewa untuk dibawa ke bumi.

Quetzalcoatl adalah dewa protagonis, dimana kedatangannya merubah hampir semua tradisi barbar suku Astec yang mengorbankan nyawa sebagai persembahan kepada dewa. Namun sejak kedatangan Quetzalcoatl pengorbanan itu dihentikan dan mengajak suku Astec untuk hidup dengan kerendahan hati dan memurnikan jiwa. Dia juga mengajarkan bercocok tanam, membuat benih dan menanamnya, membuat perhiasan, astronomi, menulis, dan membangun. Oleh karena itu di masa antara 1500 tahun sebelum masehi hingga 1500 masehi, biji kakao dipergunakan sebagai persembahan kepada Quetzalcoatl.

Selubung Kemewahan

Selama berabad-abad keberadaannya pohon emas ini selalu berselimut kemewahan. Biji kakao dan kenikmatannya pada masa Astec tidak boleh dikonsumsi oleh sembarang orang.  Sebagai  lambang kehidupan dan kesuburan, cokelat yang berasal dari xocolatl (diucapkan [ okola t ] ) terdiri dari kata-kata xococ yang berarti  asam  atau  pahit , dan atl yang berarti air atau minum, hanya orang-orang tertentu dan para bangsawan atau yang setara dengan dewalah yang boleh meminumnya.

Pada waktu itu cokelat disajikan dengan cara menggerus biji kakao kemudian dicampur dengan rempah, cabe, fermentasi jagung atau anggur dan disajikan dalam cangkir emas. Suku Olmec, Maya dan Aztec meyakini bahwa minum cokelat tidak saja menyegarkan, tapi juga menambah gairah. Dan zat penambah gairah itu oleh para peneiliti masa kini disebut aphrodisiac, atau yang menurut bahasa asalnya -Yunani, sesuatu yang berhubungan dengan Dewi Aphrodite, Dewi Cinta. Karena mampu meningkatkan gairah maka, konon, salah satu kaisar Aztec, Montezuma, minum lebih dari 50 cangkir cokelat setiap hari.

Cokelat tidak hanya prestisius, pada suatu masa,  biji kakao bahkan menjadi alat tukar. Begini ceritanya,  ketika daerah kekuasaan suku Aztec meluas dan mendominasi Meso-amerika, mereka mulai kesulitan untuk mendapatkan biji kakao. Beberapa kali mereka mencoba untuk menanam tapi sulit bahkan tidak bisa tumbuh di dataran tinggi Mesiko yang kering. Padahal disitulah jantung peradaban suku Aztec. Karena itulah biji kakao dijadikan mata uang. 1 ekor ayam kalkun berharga 100 biji kakao, 4 biji kakao untuk membayar makan malam dengan daging kelinci dan 1000 biji coklat setara dengan seorang budak.

Cokelat Menjelajah Eropa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun