Mohon tunggu...
Murni Marlina Simarmata
Murni Marlina Simarmata Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Aro Gapopin

Menulis untuk mengasah disiplin berpikir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kuliah di Kompasiana

22 Oktober 2019   23:26 Diperbarui: 23 Oktober 2019   00:57 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompasiana

Dengan nada sok tahu, saya memberi tahu suami bahwa Kompasiana ternyata telah ada sejak lebih dari 10 tahun lalu. "Kok baru tahu. Where have you been?" balasnya, setengah mengejek. Terus terang, saya tak menduga bahwa media warga yang mengusung tagline Beyond Blogging ini telah mengarungi usia lebih dari satu dasawarsa.

Maka sebelum meneruskan ulasan beraroma curhat ini, saya ingin mengucapkan "Selamat ulang tahun Kompasiana" yang resmi berdiri sejak tanggal 22 Oktober, 11 tahun lalu. 

"Usia panjang adalah sebuah anugerah, tetapi menjadi berkualitas adalah sebuah pilihan", demikian kata orang-orang bijak. Namun dalam persaingan media sekarang ini, usia panjang lebih mencerminkan sebuah pilihan, lebih tepatnya pilihan untuk terus menjaga kualitas.

Kita menyaksikan berbagai platform media online baru muncul setiap saat sekarang ini dan setiap saat pula kita membaca atau mendengar kisah kematian media-media baru. Sebagian bisa bertahan tapi tak lagi menunjukkan gairah hidup. Hanya segelintir yang benar-benar bertahan dan terus berkibar yakni media-media yang setia menjaga kualitas.

Karena itu di usi ke-11 ini Kompasiana layak diberi ucapan selamat ganda. Pertama, selamat atas usia panjang. Kedua, selamat karena terus bisa berkibar menjadi salah satu yang terdepan.

Belajar Tata Bahasa
Saya pribadi aktif di Kompasiana sejak 2 bulan lalu dan relatif baru mengenal media ini secara lebih baik kendati sejak beberapa tahun lalu telah membaca artikel-artikel karya para Kompasianer yang dishare teman-teman. Kebetulan semester ini saya mendapat tugas baru di kampus yakni mengajar mata kuliah bahasa Indonesia.

Terdorong oleh ide menyajikan metode perkuliahan kreatif dan menarik bagi para mahasiswa yang nota bene adalah para digital native, saya sering mencari contoh-contoh artikel di media online untuk diulas bersama di ruang kuliah tentang penggunaan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Berikutnya, lahirlah ide untuk membuat tulisan sendiri yang dipublikasikan di media online sehingga mudah disebar ke mahasiswa sebagai bahan studi kasus dalam perkuliahan.

Karena terlalu sering menggunakan artikel di Kompasiana sebagai bahan studi kasus, seorang mahasiswa usil melontarkan gurauan: "Lama-lama kita ini kuliah di Kompasiana".

Pilihan pada Kompasiana sebagian besar dilatarbelakangi keinginan untuk mempelajari penggunaan bahasa Indonesia oleh warga biasa (bukan jurnalis profesional). Mahasiswa saya dengan mudah menemukan berbagai kesalahan termasuk dalam tulisan saya sendiri.

Penulisan istilah asing, pengunaan kosa kata baku, koherensi gagasan antar kalimat dan antar pragraf serta kesesuaian antara judul dan isi tulisan adalah permasalahan yang paling sering kami diskusikan di kelas.

Kemudahan menemukan kesalahan ini telah turut membuat suana perkuliahan menjadi lebih hidup. Barangkali ini bisa menjadi masukan penting bagi pengelola Kompasiana dalam upaya menjaga kualitas artikel.

Tentu kurang bijak juga mengharapkan media warga seperti Kompasiana dapat menerapkan kaidah-kaidah penulisan ketat, tapi setidaknya dapat mengurangi kecenderungan beberapa Kompasianer yang memberlakukan media ini seperti media sosial lain (misalnya Facebook) di mana susunan kata dan kalimat sering tak beraturan.

Kredibilitas
Sesungguhnya, permasalahan penggunaan tata bahasa dapat juga kita temukan dengan mudah di berbagai media online lain, terutama yang mengusung konsep citizen jurnalism. Saya memilih Kompasiana sebagai bahan pembelajaran dan sebagai sarana melatih disiplin berpikir melalui tulisan karena Kompasiana satu-satunya yang menerapkan prosedur validasi identitas para penyumbang artikel (penulis atau blogger).

Permasalahan utama yang sering kita hadapi dalam banjir informasi di era digital ini adalah kemudahan para produsen berita berlindung di balik anonimitas. Siapun bisa memproduksi berita, analisa, himbauan atau berbagai bentuk artikel tanpa menyingkap identitas sebagai bentuk pertanggungjawaban awal. Ketika terjadi keributan, produser dapat dengan mudah menghapus jejak sehingga tidak bisa diminta pertanggungjawaban.

Saya yakin tanda centang biru dan hijau yang diberlakukan Kompasiana merupakan salah satu terobosan penting yang membuat media ini unggul dibanding yang lain. Tanda ini menunjukkan bahwa Kompasiana adalah media yang dikelola dengan serius. Karena alasan inilah saya jatuh cinta pada Kompasiana.

Awalnya saya hanya membuat target menulis satu artikel per minggu berdasarkan topik pilihan yang sesuai minat, tapi dalam perjalanan menjadi ketagihan menuangkan buah pikiran dalam bentuk tulisan di media ini dengan beragam topik. Kepada mahasiswa sayapun bergurau: jangan hanya kuliah di Kompasiana, tapi ikut nulis dong. Sayapun membuat tantangan baru kepada mereka yang tak etis diceritakan seluruhnya di sini.

Pengelola Kompasiana layak diacungi jempol karena dengan berbagai cara kreatif mampu membuat para blogger ketagihan menulis dan memacu semangat kompetisi yang fair melalui berbagai event.

Kompetisi ternyata merupakan salah satu cara terbaik untuk memacu vitalitas dan semangat hidup. Ketika jenuh dalam pekerjaan, akhir-akhir ini saya tak lagi mengadalkan grup-grup medsos sebagai pengalih perhatian tetapi membaca ulang satu dua tulisan saya di Kompasiana. Sekedar mencari kesalahan penulisan atau ide yang belum terelaborasi dengan baik atau mengamati peningkatan jumlah pembaca.

Aktivitas baru ini ternyata lebih menarik dan lebih menantang karena setiap saat bisa lahir ide membuat tulisan baru. Energi segarpun mengalir kembali.

Karena dikelola dengan serius oleh tim yang kreatif, kita tak perlu heran kenapa Kompasina dapat menorehkan prestasi gemilang. Sekilas saya sempat membaca statistik media ini yang berhasil menghimpun 355.000 penulis (Kompasianer). Itu data 2017 atau dua tahun lalu. Mungkin sekarang, 11 tahun Kompasiana telah berhasil setengah juta pengguna.

Sungguh prestasi gemilang bagi sebuah media yang mengandalkan partisipasi warga. Sekalig lagi, selamat ulang tahun Kompasiana dan teruslah berkibar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun