Lima menit berlalu, seorang kakek berpayung di tangan kiri.
Tangan kanan menggenggam sesuatu.
Aku tak tahu, apa itu.
Di belakang kakek, gadis kecil  berpayung besar.
Menutupi seluruh tubuhnya.
Pastilah berat, dua tangan tak kuat.
Biarlah aku saja, tetapi si bocil tak mau.
Dihadapannya, tiba-tiba emak-emak muncul dari tikungan.
Bermantol dan berpayung, tak lupa memakai helm.
Terasa hangat dan nyaman.
Melintasi si bocil dengan santai.
Siapa sangka di belakang emak itu, tersembul payung hitam tinggal kerangka.
Pemulung itu menutupi kerangka payung dengan selembar plastik lebar.
Mungkin payungnya habis disantap tikus.
Yang penting, manfaatnya masih ada.