Mohon tunggu...
Murni Rianti
Murni Rianti Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan SMK Yudya Karya Kota Magelang

Membaca, menulis, traveling, berkebun, bertanam, kurator, olah raga jalan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ponsel Rusak Jadi Teman Ngomong

29 Januari 2023   18:16 Diperbarui: 29 Januari 2023   18:20 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ponsel rusak jadi teman ngomong. Foto dokpri.

Seperti biasa, setelah semesta lebih terang, aku bergiat jalan pagi. Berteman lampu-lampu rumah dan lampu-lampu penerang  jalan yang masih hidup.

Jalanan masih sepi. Sesekali bertemu mobil angkot masuk ke perumahan mengantar belanjaan ke  pemiliknya. Itu hasil kulakan dari pasar dan diantar ke warung masing-masing pelanggan.

Setelah beberapa langkah keluar batas pagar rumah, mulut mulai berzikir. Singkat saja. Jumlahnya seribu kali.

Tangan dan mulutku setelah berzikir, bergiat lain. Saat ini, sudah berada di lokasi jalan  setapak  dengan tanaman padi di kiri kananku.

Aksi ngomong sendiri mulai keluar. Memegang ponsel rusak mendekat ke telinga. Tahu kan, kenapa aku menggunakan cara ini. Lha rumahku dekat Rumah Sakit Jiwa, orang sudah pasti kepikir ke sana.

Jadi ponsel rusak itu aku gunakan untuk bicara sendiri di ponsel. Kalau di rumah gitu, bisa menggunakan cermin untuk dijadikan teman bicara. Meskipun yang melihat giatku ini jadi terkekeh.

Biasalah untuk afirmasi dengan cara berbicara. Supaya orang yang melihat tidak berpikir jelek, maka aku juga jangan mengundang insiden orang berpikir jelek. Kalau itu terjadi, salah siapa? Sebab ini di jalan umum. Di rumah hal ini tidak msalah.

Jadilah aku mulai berafirmasi dengan tangan seolah-olah sedang bertelepon dengan seseorang. Itu juga agar orang tidak ingin merampas ponselku karena sudah kelihatan ponsel jadul.

Sambil berjalan dan membayangkan apa yang aku afirmasikan, semua terucap cukup pelan. Kurasa hanya aku sendiri yang mendengar apa saja yang aku ucapkan.

Aku sehat, makmur, sejahtera, senang berbagi, rezekiku tak mungkin habis, penghasilanku membuat aku nyaman, aman, setiap hari setiap waktu.

Begitulah yang aku ucapkan. Afirmasi ini tidak seperti berzikir, dengan jumlah tertentu. Hanya karena senang saja aku mengucapkan itu dengan lambat dan membayangkan rasanya sehat, rasanya makmur,  rasanya sejahtera, rasanya senang berbagi, rasanya rezeki yang selalu datang. Terbayang saat hujan, air jatuh ke mana-mana, seperti memberi dan berbagi rezeki ke segala yang  dilewati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun