Mohon tunggu...
MURJANI
MURJANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - 100% Cinta Anak Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hai geng,,, Perkenalkan nama saya MURJANI Mahasiswa D4 Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dan penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sejarah Mesjid Tertua di Kepri, Mesjid Al-Mubarak

12 Maret 2021   22:48 Diperbarui: 12 Maret 2021   22:53 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Hai Guys,,, Perkenalkan nama saya MURJANI Mahasiswa D4 Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dan penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud.

Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, memiliki peninggalan sejarah yang berpengaruh dalam pengembangan syiar islam di kabupaten dengan sebutan 'bumi berazam' tersebut, bukti tersebut adalah masjid Al-Mubarak. 

Menurut catatan sejarah, masjid yang terletak di Kelurahan Meral Kota, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun ini memiliki peranan penting dalam penyebaran syiar Islam yang mempunyai korelasi dengan sejarah melayu. 

Mesjid ini bersebelahan dengan Pangkalan Sarana Operasi Kentor Bea Cukai Tanjungbalai Karimun, di sekitaran mesjid Al-Mubarak terdapat makam para raja-raja.

Masjid Al-Mubarak dibangun pada tahun 1820 masehi sampai dengan 1830 masehi oleh pendirinya yakni Raja Abdullah bin Raja Ahmad Engku Tuah yang merupakan cucu dari Raja Haji Fisabillilah. 

yang unik dari mesjid ini adalah tidak terbuat dari semen, melaikan campuran kapur,tanah liat dan putih telur, dan mimbar pada mesjid ini juga masih original dari mesjid ini di bangun.

Dahulu, Pelabuhan pertama yang ada di Pulau Karimun berada tepat di depan masjid ini. Kawasan Meral yang menjadi lokasi keberadaan masjid yang di bangun abad ke-17 itu merupakan tempat kapal para saudagar dari Arab, Cina dan India untuk mengumpulkan rempah-rempah. 

Pada masa itu, para saudagar mengembangkan syiar islam dan membangun masjid. Setelah dibangun, menjadikannya masjid tertua ketiga di Kepulauan Riau, setelah masjid Abdul Gani, di Pulau Buru, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun. 

Bangunan awal Masjid Raya Al-Mubarak di Meral ini, kaya akan seni arsitektur campuran, namun masih mengedepankan seni arsitektur bangunan masjid Melayu tradisi. 

Seiring dengan perkembangan waktu, masjid yang diperkirakan dapat menampung 300 orang jemaah itu mengalami sejumlah perubahan pada komponen bangunan. Demikian ciri khas aritektur asalnya sebagai sebuah seni bina masjid Melayu masih tetap tampak dari bumbung atau atap utamanya. 

"Udah beberapa kali di renovasi lah, hanya saja bagian atas masih asli sejak didirikannya masjid ini," ujar imam Masjid Al-Mubarak, Ahmad Yusuf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun