Mohon tunggu...
Murad Maulana
Murad Maulana Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan - Bloger

Seorang Pustakawan Blogger. - Blog pribadinya di www.muradmaulana.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Untuk Sang Raja

8 November 2011   01:08 Diperbarui: 2 November 2022   19:20 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di depan mesin ketik tuanya yang karatan, sudah hampir dua jam selembar kertas dibolak-balik oleh Sukamto. Rasanya ada yang kurang dengan isi surat yang ditulisnya. 

Ditelitinya kembali kata demi kata dari selembar kertas itu. Apakah ada yang harus ditambah atau dikurangi. 

Wajah Sukamto yang berkonsentrasi penuh dengan isi surat itu, mendadak tersenyum lebar, seakan ia sedang membaca cerita kisah-kisah lucu. Senyumnya sangat khas, tanpa memperlihatkan gigi kelincinya dengan lesung pipinya yang jelas mencekung unik.

Kepalanya manggut-manggut pertanda di acc-nya surat yang akan ia kirimkan. 

Ia-pun meletakan selembar kertas itu diatas meja. Kopi yang berada di depannya, ia raih lantas diminumnya. 

Dibakarnya rokok kretek kesukaannya. Dihisapnya. Terasa nikmat tak terkira. Sambil bersandar dikursi tua dari kayu jati, kakinya kananya naik diatas meja bulat ala kolonial zaman Jepang. 

Kemudian mengambil selembar kertas itu kembali sesekali menghisap lagi rokok kretek yang diapit di antara jari telunjuknya dan jari tengahnya. Kini ia mencoba untuk berkonsentrasi lagi. 

Pikiran Sukamto menerawang jauh. Ada ganjalan yang menggunung dihatinya dan ide yang ingin ia beberkan di negerinya yang kaya raya. Menurutnya negerinya yang kaya raya itu, seharusnya bagi orang-orang gurem yang entah dimana berada telah mencicipi kemakmuran. Tak ada orang termarjinalkan. Pun tidak ada orang yang menghujat di sana-sini. Akan tetapi, ini tidak. Entah kenapa?

Ia berpikir mengapa Soekarno tidak dilahirkan kembali untuk menjadi raja di negeri yang kaya raya ini. Atau paling tidak apakah Sukamto harus percaya dengan renkarnasi, agar Soekarno kembali menjadi hero di negeri Sukamto dan teman-temannya. 

Bukankah seorang Soekarno adalah pahlawan yang tidak akan terlupakan sepanjang masa karena telah membebaskan negeri Sukamto dan teman-temannya dari belenggu penjajahan. Karenanya Sukamto tetap bersikeras agar Tuhan Menurunkan Soekarno kembali untuk menjadi rajanya agar kembalinya penjajahan yang telah terkamuflase sekarang ini segera terbebaskan. Ini gila. Sukamto memang tak waras. 

Menurut Sukamto, wajar apabila ia berpikir seperti demikian. Dan rasa-rasanya pikiran seperti itu wajib dimiliki Sukamto dan teman-temannya yang ada di negeri kaya raya itu. Apabila disuruh memilih, Sukamto lebih menginginkan zaman penjajahan terulang kembali daripada dengan kondisi yang terjadi sekarang ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun