Selain tinjauan historis di atas, kedudukan ilmu pengetahuan dalam kaitannya dengan iman dapat pula ditemui dalam sejumlah riwayat bahkan dalam firman-firman Allah SWT. Salah satu yang terkenal adalah firman-Nya dalam Surah Al-Mujadalah ayat 11 "Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kamu dan yang dikaruniakan kepadanya ilmu bertingkat-tingkat (lebih tinggi)".Â
Kemudian dalam riwayat Hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Hanbal, Abu Dawud, Al-Turmudzi, Al-Nasa'i, Ibn Majah dan Al-Darimi, Nabi bersabda, "Kelebihan orang berilmu (alim) atas orang beribadat (abid) bagaikan kelebihan rembulan di waktu malam ketika ia purnama atas sekalian bintang-bintang".
Satu kutipan dari sekian firman dalam Al_Qur'an, satu buah dari sekian riwayat dalam sebuah Hadist, serta satu dari sekian perjalanan sejarah saya kira sudah mampu memberikan sebuah kesimpulan bahwa dalam Islam kedudukan ilmu bukan saja sebagai ajaran keduniaan melainkan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari proses ummat Muslim dalam upaya mendapatkan rida-Nya.Â
Sebagaimana pernyataan menyejukkan dari seorang Intelektual muslim Nurcholis Madjid dalam bukunya "Islam Doktrin dan Perdaban" bahwa iman memancar dalam ilmu sebagai usaha memahami Sunnatullah, dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman. Keduanya menjadi satu merupakan jaminan keunggulan manusia yang sangat tinggi.