Mohon tunggu...
Zakiyya Sakhie
Zakiyya Sakhie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dokumen pribadi

housewife, book lovers, like traveling

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Jangan Menjadi Orangtua yang Pelit, Jika Tak Ingin Ini Terjadi Pada Anakmu

24 November 2016   15:21 Diperbarui: 15 Agustus 2022   02:30 6004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak dan orangtua. (vadimguzhva via kompas.com)

Anak berpikiran “ah.. ambil aja yang penting aku bisa makan jajanan ini, lagian di rumahku jarang-jarang ada, kalaupun minta ke mama paling-paling mama juga tidak akan membelikan.”

Tersebab bagi ibunya membelikan sesuatu yang bukan makanan pokok adalah kategori pemborosan, karena  terlalu selektif terhadap pengeluaran. Dan kebutuhan pokok tersebut seperti apa, tentu masing-masing orangtua memiliki pandangan berbeda alias tidak sama.

Tidak hanya di situ, si anak inipun kalau di tempat orang;bertamu, ada hidangan makanan atau kue-kue perilakunya reaktif sekali dalam mengincar makanan. Seakan-akan dia -si anak- tak pernah mendapatkannya di rumahnya.

Dari sekelimit kisah tersebut semoga memberi pelajaran bagi orang tua yang mungkin selama ini terlalu  berlebihan memberi batasan kebutuhan bagi anak, irit yang kelewatan dalam membelanjakan uang untuk kebutuhan keluarga terutama untuk anak. 

Langkah yang terbaik ya yang lumrah-lumrah saja lah. Kalau memang kebutuhan itu harus dibeli ya dibeli saja, apalagi demi anak-anak. Jangan sampai mengejar target tertentu, supaya bisa membeli ini membeli itu, biar tabungan cepat menggunung, biar deposito melimpah ruah, biar segera terbeli hektaran tanah, hektaran sawah untuk investasi di hari tua, harus mengorbankan kebutuhan anak.

Hal seperti ini pastilah bukan langkah yang baik. Apalagi jika itu menyangkut kebutuhan pangan anak, sandang, dan juga segala macam yang berkaitan dengan kepentingan anak. 

Merasa kebutuhan di rumah kurang terpenuhi padahal orangtua tergolong mampu, bisa mendorong anak melakukan perbuatan yang tidak beretika. Contohnya yaitu tadi; mengambil barang orang lain tanpa ijin –bahasa kasarnya; mencuri, baik itu punya temannya atau milik siapapun. 

Orangtua  harus waspada jika ada anak-anaknya memiliki perilaku seperti kisah di atas, siapa tahu bahwa selama ini memang kesalahan di orangtua yang memiliki pemikiran yang salah terhadap uang. Memiliki pola pikir yang terlalu ekstrem terhadap uang.

Gimana masih mau menjadi orangtua yang pelit pada anak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun