Mohon tunggu...
Misbakhul Munir
Misbakhul Munir Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

blah..blah....blah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bangunlah Burung. "Seperti Dendam, Rindu Harus Terbayar Tuntas"

27 Februari 2018   16:13 Diperbarui: 28 Februari 2018   06:58 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seperti dendam, rindu harus terbayar tuntas.

"Ajo kawir datang ke toko kelontong Wa Sami dan duduk di satu kursi , lalu mengeluarkan beberapa jilid komik."(hal 8)

" Mereka membiarkannya menjerit -- jerit di tempat tidur setelah menyeretnya dari kmar mandi dan memberinya handuk."(hal 32)

"Mereka akan bertarung di kandang babi"(hal 182)

" Truk di belakang mereka bergerak begitu dekat. Truk itu ingin menyalip tapi tak mungkin melakukannya."(hal 127)

 

Yang selanjutnya yaitu sudut pandang, sudut pandang dalam novel "Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas"  tersebut temasuk sebuah sudut pandang orang ketiga yang serba tahu, karena dalam novel tersebut penceritaannya orang ketiga selalu tahu situasi dan kondisi dari masing-masing tokoh. Hal ini terlihat sangat jelas dalam pemaparan didalam novel ini.

"Hingga satu masalah muncul. Suatu hari nanti, Ajo Kawir akan bertemu dengan seorang perempuan bernama jelita. Tapi sebelum itu terjadi, ia bertemu seorang gadis ketika ia berumur Sembilan belas tahun. Gadis itu bernama Iteung. Gadis itu jatuh cinta kepada Ajo Kawir". (hal43)

Dari penggalam cerita tersebut sudah sangat jelas bahwa dimana letak pengarang yakni orang ketiga yang serba tahu. Dan dari penjelasan tersebut semua hal yang diutarakan dalam novel tersebut sudah terjadi dan semua hal itu adalah mimpi dan ingatan dari Ajo Kawir. Semua hal yang disajikan adalah peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi. Seperti penggalan diatas dalam penggalan yang disampaikan oleh sudut pandang pada bab ke dua hanya satu bagian sedangkan peristiwa itu muncul pada bab ke tujuh dan hampir mendekati cerita selesai, peristiwa bertemu dengan seorang tokoh yang bernama Jelita ini sudah terjadi. Selain itu sudut pandang dari novel ini membantu dalam menemukan makna dari cerita.

Seperti novel Eka Kurniawan sebelum -- sebelumnya, novel  "Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas"terkenal dengan bahasanya yang kasar, brutal, vulgar. Dengan bahasa yang seperti itu pengarang mencoba menyampaikan kehidupan yang carut marut, dipenuhi dengan kekerasan. Dan bahasa yang vulgar  menggambarkan bahwa seksualitas tidak akan lepas dari dari kehidupan manusia.

" Kemaluan bisa menggerakkan orang dengan biadab. Kemaluan merupakan otak kedua manusia , seringkali lebih banyak mengatur kita daripada yang bisa dilakukan kepala." (hal 126)

Dan dapat disimpulkan bahwa novel "Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas"Merefleksikan kehidupan manusia yang sudah rusak dan tidak teratur,dan semakin menggila seiring kegilaan zaman. Namun manusia adalah makhluk paradoks yang artinya manusia bisa berubah setiap saat, tak selamanya baik begitu pula sebaliknya. Sebaiknya menyelesaikan malasah bukan dengan cara pembunuhan, seperti novel tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun