Mohon tunggu...
Misbakhul Munir
Misbakhul Munir Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

blah..blah....blah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bangunlah Burung. "Seperti Dendam, Rindu Harus Terbayar Tuntas"

27 Februari 2018   16:13 Diperbarui: 28 Februari 2018   06:58 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seperti dendam, rindu harus terbayar tuntas.

Si Pemilik Luka adalah seorang polisi, bukan mengayomi masyarakat, tapi malah memperkosa.

Yang selanjutnya yaitu tentang alur dari novel ini,penulisan alurnya yang dibuat regresif,  menurut saya alur dari novel ini yang hampir membuat saya kebingungan. Alur maju - mundur yang bertumpuk -- tumpuk tapi masih berkaitan satu dengan yang lain. Ceritanya yang berloncatan dan paragraf  yang pendek -- pendek. Dan jika diperhatikan lebih dalam ceritanya saling menyambung.

"Bagaimana perasaan mu setelah keluar dari penjara, Iteung?" tanya sipir yang mengantarnya keluar dari gerbang. " Hebat, Aku tak menyesal telah membunuh Budi Baik. Dan tak menyesal meskipun harus melalui bertahun -- tahun dalam sel ini"... (hal 237)

Dan dalam paragraf selanjutnya sudah menceritakan hal yang berbeda.

" Ia merasa aneh harus mengemudikan truk seorang diri. Ia pernah membawa truk seorang diri , tapi banyak hal yang mebuatnya merasa aneh."..(hal 238)

Dalam novel ini, terdapat beberapa tokoh penting yang menghiasi indahnya isi ceritanya.

Ajo kawir adalah tokoh utama dalam novel ini. Ajo kawir adalah anak yang suka berkelahi, tak takut badanya memar -- memar setelahnya, atau bahkan kehilangan nyawanya. Ia ditemani Si Tokek.

"Mereka berkelahi di trotoar jalan,di bioskop,di kolam renang,di lapangan sepak bola"

(hal 43)

"Hanya orang yang enggak bisa ngaceng, bisa berkelahi tanpa takut mati," kata Iwan Angsa sekali waktu perihal Ajo Kawir. (hal 1)

Ajo kawir juga pernah mengiris telinga seorang yang bernama Pak Lebe. Tak hanya itu ia juga pernah membunuh seorang pembnuh yang bernama Si Macan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun