Mohon tunggu...
Munib Abduh
Munib Abduh Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pemerhati media, Jurnalis Pejalan Kaki & Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dahsyatnya Komunikasi

15 Desember 2017   21:47 Diperbarui: 15 Desember 2017   21:56 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari Jenis ke-empat jenis buku tersebut yang paling nyentrik dibaca adalah Komunikasi & Komodifikasi usai baca Komunikasi Islam

Oleh orang Jawa, komunikasi dipelesetkan menjadi 'Kon mone, tak kasih (Kau berbunyi, saya beri)'.

Tidak sedikit diantara kita yang mengaitkan kejadian baik dan buruk terhadap sesorang dengan komunikasi. Misalnya, ada seorang yang karirnya melejit dalam kurun waktu singkat, kita menerka karena komunikasi dan kalau ada sesorang dihujat bisa dipastikakan komunikasi dianggap sebagai biangnya. Bahkan seseorang terpaksa dan harus berurusan dengan hukum kadang dinilai akibat komunikasi.

Dugaan tersebut memang tidak bisa divonis salah karena komunikasi merupakan syarat nomor wahid dalam peroses intraksi. Donald Trump dengan pernyataannya, Setya Novanto dengan alasan dearenya, dan Ahok dengan kasus penodaan agamanya, mereka semua 'dihujat' dan ditinggal oleh sebagian idolanya lantaran komunikasi.

Disisi lain, Soekarno dengan proklamir kemerdekaannya dan Gus Mustofa Bisri dengan syairnya, mereka dikenang, didukung, dan diikuti oleh sebagian besar orang karena komunikasi mereka yang menggelora. Sampai pendengarnya seperti tergerak --sendiko dawuh- siap untuk melakukan apa saja yang dititahkan.

Menyoal komunikasi pasti tidak lepas dari diksi. Sebab itu, hendaknya memilih kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan atau mengkomunikasi sesutu guna memperoleh efek yang yang diharapkan. Karena sebesar apapun kebaikan yang ditawarkan jika tidak dikomunikasikan dengan baik, alih-alih diikuti justru yang ada dimaki dan ditinggal.

Warga Jakarta patut bangga karena dikaruniai pemimpin yang mapan retorikanya walaupun Anis Baswedan sempat dibully lantaran diksi 'pribumi'. Maka bagi siapapun yang merindukan kedamaian sudah seharusnya merawat komunikasi denagn menjahui diksi-diksi yang berpotensi memicu terjadinya hal-hal negatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun