Mohon tunggu...
muna warman
muna warman Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Terus Mengejar Mimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Ayah Telah Pergi

10 Juni 2020   11:26 Diperbarui: 10 Juni 2020   11:15 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Badan terasa beku

Kaki melangkah kaku

Hati hancur bagai debu

Hingga waktu mengejutkan ku

Engkau pergi meninggalkan ku

Kini aku rindu

Wajahmu, senyummu, suaramu, kasihmu

Wahai ayah. Kini hanya tinggal kenangan.

Terima kasih ayah

Engkau mendidik kami

Memberi nafkah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun