Dulu
Gerombolan penuh komando, sentuhan rasa kasih sayang. Tak satu pun terpencar, pergi dan pulang berbaris mengikuti langkah. Â
Tapi kini
Bidak bidak tumbuh berkembang, menelusuri waktu penuh terawang. Bagai kisah dalam wayang, ikatan terus makin hilang.
Bidak itu ada berlima, hilang satu tinggal berampat. Bila tali tak dipegang erat, retak kaca tak bisa dielak. Elang datang bisa menyambar, bila kasihan tak lagi diharap.
Bidak kini telah dewasa, beragam hidup mereka rasa. Â Pikul bersama telah tiada, hancurlah wadah dalam kenangan.Â
Kamu ya kamu, dia ya dia.Â
Tanah Alas, 28/03/2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!