Mohon tunggu...
muna warman
muna warman Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Terus Mengejar Mimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Salahku?

20 Februari 2019   18:39 Diperbarui: 20 Februari 2019   18:47 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ayah, apa salahku? " Itulah pertanyaan yang terlontar seorang gadis belia kepada ayahnya. Pertanyaan tersebut terucap secara tiba tiba, saat mereka sedang makan malam bersama. 

Nisa adalah siswi di salah satu sekolah Madrasah ternama di kotanya.  Dengan bermodal prestasi sepuluh besar sejak kelas satu sampai kelas tiga, ia mendaftar ke Perguruan Tinggi lewat jalur undangan (SNMPTN). Nisa juga menjadi salah satu siswi yang tetap bertahan di kelas paporit, atau lokal ples (pilihan). 

Nisa dan teman temannya meminta kepada pihak sekolah, agar mereka didaftarkan mengikuti jalur undangan (SNMPTN). Hal tersebut mereka sampaikan setelah mendengar informasi dari guru mereka. Lalu pihak sekolah meminta persyaratan dan dokumen portofolio kepada mereka. 

Selang beberapa hari, Nisa dan temannya meyerahkan persyaratan tersebut kepada pihak sekolah. Setelah itu Nisa tak mengetahui khabar tentang perkembangannya, karena ia jatuh sakit dan tak masuk sekolah selama seminggu. 

Seminggu kemudian Nisa sembuh dari sakit, dan sudah mampu kembali kekesekolah.  Seperti biasanya, Nisa diantar ayahnya kesekolah bersama adiknya yang masih duduk di mtsn. Ia bertemu dengan teman temannya, dan sempat ngobrol ngobrol sebelum bel berbunyi masuk. Sungguh ia sangat terkejut ketika salah satu temannya menyampaikan berita " Nisa! jemariku" lalu Nisa menghampiri temannya itu. 

"Kata bapak! Kamu nggak bisa diterima di SNMPTN"  ungkap temannya. " Kok bisa" respon Nisa secara spontan, sambil menundukkan kepala seraya kecewa yang mendalam. Berita itu menyebar kepada teman teman dan guru guru Nisa disitu, dan macam macam tanggapan dari mereka. " Kok bisa ya, Nisa tidak diterima di jalur undangan, padahal nilainya melampaui teman temannya yang lain" kata salah satu komentar dari gurunya. 

Hari itu ia tak bisa menerima pelajaran dengan tenang, hatimu berkecamuk serasa ditusuk. Informasi itu disampaikan Nisa kepada ayah ibunya dua hari setelah ia mendapat info dari temannya. Wajar saja jika dua hari ini, ayahnya memperhatikan ada sesuatu yang tak biasa pada kelakuan Nisa. 

Saat makan malam bersama keluarga, Nisa tak tahan lagi memendam pikirannya. Ia memandang ayah, ibu dan dua adik adiknya sembari berkata " Ayah! Aku tak diterima lewat jalur undangan" ayahnya serontak berhenti dari makannya dan terdiam sambil memandang ke wajah ini. Tapi berbeda dengan ibunya yang secara spontan mengatakan sesuatu, "nak! Itu adalah jalan terbaik, pasti Allah merencanakan sesuatu untukmu yang mungkin lebih kamu sukai nanti".

Mendengar itu, Nisa agak tenang dan tersenyum. " Kalau begitu, saya fokus belajar menghadapi UN, ya Bu? " Ungkap nisa. " Ya nak! Rejeki tak akan tertukar anakku".

Setelah selesai makan malam, ayah Nisa menghiburnya dan mengajaknya bercerita, sambil menyelipkan kata kata optimis. " Nisa! Kamu masih bisa kok mendaftar lewat jalur tes atau SBMPTN), kan itu lebih mantap" ungkap ayah Nisa menjelaskan. Ayahnya juga menjelaskan panjang lebar tentang jalur SBMPTN kepada Nisa, kalau jalur itu adalah kemampuan yang diutamakan. 

Dan tesnya secara online, dan akan ketahuan langsung lulus atau tidak setelah menyelesaikan soal tes. Dan tidak ada celah untuk berbuat curang. Mendengar penjelasan itu, Nisa malah lebih semangat untuk mempersiapkan diri kedepannya. Kini ia lebih giat lagi belajar, dan bimbingan kerumah salah satu guru favoritnya. 

Itulah satu satu peristiwa yang terjadi, diantara banyaknya dilema disekolah sekolah. Mudahan bermanfaat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun