Secara aklamasi, peserta Muktamar ke 6 Dewan Masjid Indonesia  bersepakat memohon kesediaan dan mengesahkan Bapak H.M. Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia untuk masa khidmat 2012-2017.Â
Tepatnya pada Minggu, 12 April 2012, meskipun saat itu JK tak hadir, karena tengah berada di luar negeri, para peserta muktamar dengan semangat untuk membangkitkan kembali peradaban Islam melalui masjid menaruh harapan dan kepercayaan besar kepada JK untuk bersedia menerima mandat dan kepercayaan tersebut.
JK pun menerima sebagai sebuah amanah dan kehormatan. Bukan hal baru bagi JK  mengenal seluk beluk masjid. Sejak kecil pengenalannya  menjadi "anak" masjid, pecinta masjid sekaligus pelayan "Rumah Allah" telah berlangsung lama dan terus menerus tanpa terkait dengan peran dan posisi jabatan formal apapun.
JK memulai pengabdiannya sebagai Ketua Umum PP DMI dengan menghadirkan spirit dan visi yang digagas dan dicanangkannya sendiri yaitu Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid. Terdapat kandungan pesan, bagaimana umat Islam kembali memakmurkan masjid dan memakmurkan jamaah dan lingkungannya sebagaimana di zaman rasulullah yang telah menghasilkan tonggak peradaban Islam sebagai sumbangsih dunia Islam pada kemajuan dan modernisasi di berbagai bidang.
Masjid Baiturrohim di lingkungan kantor istana wakil presiden  menjadi  tempat untuk menggelar silaturahim di Rumah Allah, merajut komunikasi di atas sajadah. Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla, menunaikan shalat Jumat dan kegiatan ibadah lainnya.Â
Kegiatan yang berbeda dari rutinitas ibadah shalat Jumat itu, karena JK sebagai Wakil Presiden RI  kerap kali ketika usai menunaikan  shalat Jumat, JK  melakukan semacam silaturahim dan dialog terbuka dan leluasa dengan  jamaah masjid dari ulama, tokoh dan umat Islam. Â
JK menerima para tamu siapapun dan jamaah yang menyampaikan aspirasi atau memohon pandangan dan arahan JK terkait isu dan masalah kontemporer. Suasana akrab, di depan mimbar masjid sebagai keluarga besar muslim yang saling dekat dan tanpa jarak dalam membangun komunikasi yang sangat efektif.
Fenomena  menarik lainnya,masih di sekitar masjid,  saat ketika dari kalangan umat dan tokoh non muslim pun, yang akan menemui JK saat berlangsung khutbah dan shalat Jumat, mereka berada di sekitar masjid, tentu di berandanya untuk menunggu waktu bisa bertemu dengan Wapres JK.Â
Usai berdialog di sekitar area mimbar di atas sajadah bersama khatib, imam dan para tokoh, atau tamu dan jamaah yang memang berniat bersilaturahim atau menyampaikan aspirasi, Wapres JK mengajak makan siang dengan ala sederhana di salah satu ruangan makan di istana.
Demikian suasana khas, unik dan langka karena rutinitas serupa tak terjadi saat para wakil presiden pendahulunya. Demikian juga, saat Wapres JK tengah mengadakan kunjungan kenegaraan, terdapat tradisi baru kegiatan  Wapres JK berkunjung ke masjid-masjid yang menjadi daerah kunjungannya. Bukan hanya dalam rangka menunaikan shalat, juga Wapres JK lakukan dengan melakukan silaturahim dan dialog dengan para ulama, tokoh dan jamaah setempat.
Pada kesempatan lainnya, sebagai Wakil Presiden RI dan juga Ketua Umum DMI, banyak permohonan yang terus-menerus kepada Wapres JK untuk meresmikan sejumlah masjid di sela kunjungannya ke berbagai daerah. Bahkan saat melakukan kunjungan dan tugas diplomasi kenegaraan ke luar negeri, Wapres JK Â kerap kali menyempatkan kegiatan di masjid setempat.