Mohon tunggu...
Mumu Atmean
Mumu Atmean Mohon Tunggu... -

"orang boleh pandai setinggi langit,tapi selama dia tidak menulis ia akan hilang\r\ndi dalam masyarakat dan dari sejarah menulis adalah bekerja untuk keabadian" | Pramoedya\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kematian Itu Tidak Masuk Akal!

1 Mei 2013   23:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:16 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

kematian memang tidak masuk akal,
orang yg sehat-sehat saja hari ini
sebentar malam dikabarkan meninggal,
kadang tidak ada tanda,tidak ada firasat,,

sama tidak masuk akalnya dengan kehidupan bagaimana menjelaskan tentang seorang bayi yg dikubur hidup-hidup
tapi masih bisa selamat, atau seorang yang dalam keadaan koma dan secara medis dinyatakan 'mati' bisa sembuh dan sehat

Diantara kematian dan kehidupan, kematian lebih sering dianggap sesuatu yg 'tidak masuk akal' susah untuk di jelaskan karena kehadirannya tidak bisa di tebak tak jarang bikin shock !

lalu kita hanya bisa menyalahkan penyebab dari kematian, mungkin kecelakaan, mungkin sakit, jika yg terjadi kematian yg tanpa sebab dari ke dua hal tersebut mulut kita hanya sampai pada kata 'ajal' sebagai jawaban dari pristiwa kematian itu, selebihnya terkunci dalam pengetahuan TUHAN yg kita yakini sebagi ketentuan.

'ajal' adalah akhir dari kehidupan manusia di bumi, kehidupan di bumi itu sendiri bisa kita analogikan seperti sebuah kontrak dengan sang pemilik hidup, kita mengontrak hidup dan bebas melakukan apa saja dengan umur yg di kontrakkan sang pemilik kontrakkanpun memberikan kita kebebasan dalam memilih jalan baik atau sebaliknya.

dalam perjalanan hidup kita diperlihatkan 'kematian' orang-orang yg kita cintai, keluarga,teman, sahabat, atau publik figur yg  kita kenal hanya lewat televisi, sebenarnya itu adalah cara sang pemilik hidup, mengajarkan kita bahwa kelak kontrak hidup kita juga akan berakhir sama seperti mereka

pertanyaannya apakah kita mengambil pelajaran dari itu semua ? atau kita cukup bebal, dan tidak peduli bahwa kelak kita juga akan habis kontrakkannya, akan di minta bayaran dari apa yg sudah di kontrakkan,

lalu mau di bayar pakai apa ? tak ada yg bisa kita bawa barang-barang dunia kesana.

Anda sama manusianya dengan saya, dan mungkin sama bebalnya dengan saya dan mungkin juga sama 'risau'nya dengan saya ketika melihat 'kematian' terlebih ketika melihat kematian seorang, yang ditangisi ribuan orang
disholatkan dan di doakan ribuan orang, belum lagi cerita bahwa kuburnya tercium bau harum, awan yg juga ikut berdoa di atas makam, dan lain-lain, yg meski tidak masuk akal jelas itu membuat 'risau', mungkinkah
kematian kita juga bisa berakhir seperti itu ? atau paling tidak menghampiri... di doakan dan di kenang

saat saya menulis ini, dan kebetulan anda membacanya usai itu mungkin saatnya kita berbenah diri, memperbaiki hati, melakukan kebaikan tanpa pamrih, meng upgrade pemahaman-pemahaman kita tentang akhirat, memperbanyak amalan untuk kita bayarkan pada sang pemilik hidup yang mengontrakkan kehidupan pada kita

dan mungkin kelak kematian yg tidak masuk akal itu, akan terlihat masuk akal..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun