Mohon tunggu...
Mulyono Atmosiswartoputra
Mulyono Atmosiswartoputra Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Belajar merangkai kata agar pelajaran tak hilang sia-sia.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Nama Bukan Sekedar Penanda

26 Juli 2022   11:22 Diperbarui: 26 Juli 2022   13:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Biasanya, mereka akan menyebut sebagian saja dari namanya. Misalnya: Ngatiyem menjadi Ngati, Saritem menjadi Sari, Saliyem menjadi Sali (atau lebih keren menjadi Seli), Rubikem menjadi Rubi dan sebagainya. Padahal, nama seperti itu adalah hal yang umum saat itu, atau bagi orang yang kini berusia 50 tahun lebih. Meskipun demikian, ternyata pemilik nama tidak percaya diri juga ketika harus menyebut namanya secara lengkap.

Jika nama hanya sebagai penanda, tentu Rasulullah juga tidak akan mengganti nama para sahabat yang memiliki arti jelek atau tidak baik. Kita tentu tahu sahabat nabi yang kaya raya, yang bernama Abdurrahman bi Auf. Sebelum masuk Islam, ia bernama Abdul Ka'bah yang berarti hamba Ka'bah. Akan tetapi setelah masuk Islam, namanya diganti oleh Rasulullah menjadi Abdurrahman yang berarti hamba yang pengasih. Riwayat lain menyebutkan ia bernama asli Abdul Amru.

Tak hanya Abdul Ka'bah saja yang namanya diganti oleh Rasulullah. Beberapa sahabat lain juga diganti namanya, terutama yang memiliki makna jelek. Mereka diganti namanya dengan nama yang memiliki makna yang baik. Tiga di antara sahabat nabi yang diganti namanya adalah: Syihab (kotoran binatang) diganti menjadi Hisyam (baik hati); Harb (perang) diganti menjadi Salam (selamat); Hazam (sedih) diganti menjadi Sahl (mudah).

Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW., "Ya Rasulullah, apakah hak anakku dariku?". Nabi menjawab, "Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan ia di tempat yang baik". Rasulullah juga pernah bersabda, "Di antara kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik" (HR. Al-Thusy).

Nama adalah doa dan harapan bagi anak yang kita beri nama. Oleh karena itu, jika kita memberi nama kepada anak, sebaiknya memilih kata yang memiliki arti yang baik. Apalagi, memberi nama yang bagus adalah kewajiban kita sebagai orang tua seperti dikatakan oleh Rasulullah. Jika kita mengikuti Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut, pemberian nama paling sedikit dua kata dan paling banyak 60 huruf, termasuk spasi. Namun yang terpenting adalah: memberi nama itu jangan hanya sekedar sebagai penanda, tapi pilihlah nama yang memiliki makna yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun