Mohon tunggu...
Mulyo Hartono
Mulyo Hartono Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Melayani Konsultan Guru Online Tanya Jawab Seputar Info Guru

Berbagi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Asesmen Kompetensi Minimum Bisa Menghilangkan Predikat Siswa "Bodoh"

18 Desember 2019   01:31 Diperbarui: 18 Desember 2019   08:35 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa dan Guru Upacara Bendera | dokpri

Sebenarnya saya pribadi tidak sabar menunggu penerapan Asesmen kompetensi Minimum dan Survei Karakter ini. Mengapa baru pada tahun 2021, kok tidak pada tahun 2020 saja. 

Akan tetapi semua itu harus dimaklumi karena semua butuh proses dan persiapan yang matang. Ujian Nasional diganti, kabar ini masih jadi perbincangan para guru. Termasuk RPP satu lembar saja. Penerapan Asasmen Kompetensi Minimum ini nanti bila diterapkan akan menghilangkan predikat siswa (maaf) bodoh.

Mengapa bisa menghilangkan predikat siswa bodoh? Karena nanti berdasar Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Mendengar penjelasan dari mas Mendikbud Nadiem Makarim survey karakter berada ditengah jenjang pendidikan. Asasmen Kompetensi Minimum ini berdasar Literasi dan numerasi, dengan sistem baru ini maka tidak ada siswa bodoh. Apalagi survei karakter, pasti tidak akan ditemukan siswa bodoh (maaf).

Memang ada benarnya, siswa yang prestasi akademiknya bagus belum tentu bisa sukses menghadapi perjalanan hidupnya. Contohnya temanku SD dulu, sekolahnya bisa dibilang kurang pinter, eh ternya dibidang elektronik pinter banget, sekarang sukses jadi juragan fotocopy. Mungkin Mas Mendikbun akan menggali karakter siswa dengan kemampuan bakatnya untuk kedepannya.

Survei karakter mungkin lebih condong pada karakter siswa terhadap lingkungannya. Bisa juga untuk menghadapi siswa dari karakter yang melenceng dari sosialnya. 

Misalnya Tawuran atau minuman, dan survei karakter ini akan tetap mengutamakan kearifan lokal, misalnya gotong royong. Survei Karakter akan membuat siswa lebih memahamibdan menggunakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Intinya kita hidup berperilaku berpedoman pada Pancasila.

Dari gambaran diatas bahwa tujuannya juga menghilangkan siswa predikat pintar dan bodoh, akan tetapi lebih pada karakter siswa dan bakat minat siswa. Semoga harapan Mebdikbud baru ini bisa terwujud untuk meningkatkan Mutu Pendidikan di Indonesia. Salam Merdeka Belajar

Baca juga Memahami Maksud UN diganti Asesmen

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun