Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Orang Pelabuhan Sekolah di Belanda #2

16 Februari 2023   19:00 Diperbarui: 3 Oktober 2023   15:09 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usulan itu disepakati. Program studi S2 atau Master di negeri Belanda selama 2 tahun pun terwujud.

Melalui serangkaian test, antara lain test bahasa Inggris dan psycho test di lembaga profesional pojokan bundaran patung Tani Jakarta. Akhirnya 20 orang terpilih.

Dari Kemenhub ada mas Ari Purnomo, Ekohadi, Marolop S, Asnawi, Petrus, Herman, Lutfi, Capt Daniel Todungan. Dari Perumpel 1 Yanen Hutagaol dan Torang Tambunan. Perumpel 2 Capt Syahrial Nasution, Ferdinand Nainggolan, Suparyo, Yanto Barbarosa, Diyanto, Dede Martin dan Mulyono. Perumpel 3 Zaini dan Perumpel 4 Sudarman.

Berdua puluh kami terbang bersama - sama dari bandara Soekarno Hatta dengan pesawat Garuda. Mas Ari menjadi koordinator rombongan.

Sore itu di beranda bandara Soetta tersebar berbagai adegan mengharukan. Perpisahan 20 pembelajar yang akan merantau dengan para istri dan anak beserta keluarga lain, yang 2 tahun akan ditinggalkan.

Mata berkaca - kaca, air mata tanpa isak. Juga sesenggukan mewarnai. Para istri dan anak - anak yang masih kecil menatap sayu. Saat suami dan ayah mereka melangkah pelan masuk gerbang. Ditelan bandara.

Doa keselamatan dan sukses terlantun. Saya lihat beberapa teman tak kuasa menahan haru, menitikan air mata.

Saya menatap istri dan 2 anak laki - laki yang masih kecil. Yang besar 3 tahun, yang kecil baru 7 bulan. Hati ini seolah copot. Kaki berat melangkah. Rasanya tak ingin berangkat pergi.

Tapi tekad untuk belajar itu begitu kuat menguasai. Kepergian ini memang harus terjadi. Untuk meraih misi pribadi dan juga tugas kedinasan. Menguatkan hati, Niat ingsun. Mantap, saya melangkah ke counter check in. Tak menoleh lagi, tak ingin air mata ini luruh.

Malam itu kami terbang, meninggalkan langit Jakarta yang benderang. Di bawah sana, laut teluk Jakarta berkilat - kilat memantulkan sinar bulan purnama. Dari jendela pesawat, menengok ke bawah hati tergetar. Ada rasa gentar menuju perantauan nan jauh. Menggigit bibir, berusaha tegar. The Show must go on.

Tiba - tiba lamunan itu buyar. Terdengar Thomas mengumumkan cukup keras, kalau kita hampir sampai. Agar semua bersiap - siap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun