Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Italia Vs Spanyol, Tumbangya Matador

7 Juli 2021   15:21 Diperbarui: 7 Juli 2021   16:50 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monserrat Spanyol. Dokpri


Colloseum Roma. Dokpri
Colloseum Roma. Dokpri

Bak peragawan dari Milan, Roberto Mancini pelatih Italia muncul rapi ber hem putih dasi hitam. Senyum misterius Monalisa tersungging tipis. Senyuman anomali,  milik penggoda atau pembunuh berdarah dingin. Memang Mancini pelatih flamboyan, percaya diri tampil di setiap gelanggang.

Luis Enrique, pelatih Spanyol berbusana kasual pullover ala Steve Job melangkah pendek pendek. Dahi berkerut, menerawang. Ibarat Don Quixote dari La Manca, ksatria pengembara dalam sastra klasik Spanyol. Kan menguak rahasia kebenaran dan kemuliaan kehidupan. Namun hanya misteri misteri baru yang ditemukan. Keagungan terkadang harus dikawal sifat licik, tamak dan kejam. Quixote kecewa, dunia terus berputar mengikuti fitrahnya. Demikian juga manusia membutuhkan pertemanan dan pertengkaran setiap hari sesuai kodratnya.

Tim Gladiator kontra skuad Matador akan segera berlaga di Wembley London. Semi final pertama Euro 2020. Laga yang disebut sebagai derby Mediterania.

Pasaran prediksi di grup grup WA, para pengamat ataupun pasar taruhan Itali lebih diunggulkan. Namun tak mutlak. Itali hanya unggul tipis, Spanyol asor sedikit. Tidak ada apit 50 persen bagi underdog. Jadi bandar tetap memasang satu banding satu. Petaruh 100 rupiah akan menang mendapatkan 100 rupiah juga. Tidak dobel.

Kita semua tahu, sepanjang Euro Itali telah membukukan perjalanan sempurna. Lima kali bertarung, lima kali pula memetik kemenangan. Terakhir di perempat final, menjadi Giant Killer. Belgia timnas peringkat 1 versi FIFA dibabat, harus undur diri dari arena perebutan. Gagal menjemput impian memboyong piala internasional pertama.

Ditangan Mancini Italia berasa Manchester City, tim biru langit liga premier Inggris. Tim perang selalu menyerang. Karakter lama catenaccio disingkirkan. Gaya grendel, Man to man marking dibuang. Menang karena benteng yang kuat dianggap tidak efektif lagi. Selain juga tidak indah dan menyebalkan bagi penonton.

Itali mengalami Renaisan bola. Lahir Michael Angelo pemahat dan pelukis dari Florence yang baru. Menghasilkan karya karya mematikan di sepak bola.

Tim Italia adalah skuad reformasi, Renaisan sepak bola yang membuat luka dan rasa sakit musuh musuhnya. Namun apapun sekolah dan trainingnya, Catenaccio adalah sifat dasar. Tidak bisa hapus 100 persen.

Jadilah kini tim Italia pasukan biru armada serang berbahaya. Yang lebih enak dinikmati pemirsa.

Luis Enrique pelatih Spanyol pun merasa, Tiki taka karakter lama tim Flamenco tidak lagi menjadi gaya maut mematikan. Tiki taka yang mengandalkan penguasaan bola dengan tik tok operan operan pendek tidak selalu berbuah gol. Gaya mengandalkan penguasaan bola harus diubah menjadi cara bagaimana menggunakan bola yang tepat guna dan tepat sasaran.

Tiki taka ibarat orang kaya raya yang tidak bisa menikmati asetnya. Puas hanya karena bisa menimbun kekayaan. Tapi kurang memanfaatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun