Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kolonial Heritage Journey 9

20 April 2021   07:26 Diperbarui: 20 April 2021   10:57 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Sejarah Jakarta. Dokpri

Akhirnya Ismaya sampai titik akhir perjuangannya. Kekuatan aji, fisik, pikiran dan jiwanya mentok. Batas kesaktiannya terlampaui. Lemas fisiknya, tumpul pikirannya dan hancur jiwanya. Ismaya pun menangis pasrah menghadapi kenyataan ketidak mampuannya. Pupus harapan sebagaimana yang dialami Tejomantri.

Ismaya jatuh nglumpruk, seperti lembaran kertas menyentuh air.

Merangkak pelan mendekati Tejomantri. Dua bersaudara itu berpelukan, menangis tersedu sedu. Menyesali kesombongan diri dan kedangkalan ego sehingga mereka picik berani mempertanyakan dan melawan kodrat.

Manikmaya melihat kesedihan dan betapa menyedihkan keadaan kedua saudaranya. Wajah wajah tampan itu telah berubah buruk rupa. Segera melaporkan kejadian tragis ini kepada Hyang Tunggal.

Menimbang dan mencermati laporan Manikmaya, Hyang Tunggal membuat keputusan penting untuk Suralaya maupun dunia pewayangan di masa depan.

Hyang Tunggal beranggapan kedua putranya Tejomantri dan Ismaya telah mempertanyakan, tidak menghormati hak haknya sebagai penguasa mutlak Suralaya. Untuk itu keduanya akan dihukum.

Tejomantri dan Ismaya diusir, harus turun ke bumi. Tejomantri akan menjadi pengikut, penderek para raksasa butho denawa. Dengan wajah dan tubuhnya yang telah berubah jelek namanyapun berganti menjadi Ki Togog. Tugasnya mengawal dan memberi nasihat kepada para raksasa yang berperangai buruk menuju kebaikan. Nantinya Togog tak pernah berhasil menasihati juragannya. Karena keburukan tetap diperlukan di alam semesta, agar dunia berputar dinamis dan kebaikan tetap nampak, sebagai pembeda.

Demikian juga Ismaya wajahnya yang juga berubah buruk berganti nama menjadi ki Semar. Harus turun ke bumi, ditugaskan menjadi pengasuh dan punakawan kara ksatria berperilaku baik. Semar bertugas menjaga orang orang baik itu agar keadilan dan kebenaran tetap tegak menjadi soko guru kehidupan.

Sedangkan pewaris tahta Suralaya diserahkan kepada Manikmaya, yang diberi nama Bathara Guru. Ada saatnya diam itu emas, silent is golden. Itulah yang dilakukan Manikmaya setelah melihat situasi perseturuan tak berguna dari dua saudaranya.

Tejomantri dan Ismaya terpapar sifat Adigang Adigung Adiguna. Merasa kuat kuasa dan pintar melumpuhkan kecerdasan dan kearifannya.

                 *********

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun