Apapun itu apakah rasa duka, derita, kesakitan, sehat, gembira, kemegahan, bahagia, dendam, keterpurukan bahkan hidup itu sendiri pada akhirnya akan berlalu juga. Jangan berlebihan dalam segala hal !!!
Saya hanya menatap wajah marah penuh kecewa dan pucat itu. Ceausescu anak petani miskin. Anak ketiga dari sepuluh bersaudara , hanya lulus sekolah dasar , karena tidak punya biaya untuk melanjutkan.
Namun dia adalah anak yang cerdas, pembelajar dan pejuang ulet. Kecerdasan dan keuletannya, membawanya menjadi Presiden Rumania. Di awal pemerintahan nya, langkah dan keputusan keputusannya mendorong  kemajuan Rumania. Namun seiring berlalunya waktu Ceausescu mulai berubah. Entah apa penyebabnya.
Dia ingin menjadi satu satunya yang harus dipuja. Rakyat  harus melayaninya, bukan sebaliknya. Ceausescu disebut Diktator, sosok yang kejam dan menakutkan.
" mereka memanipulasi sejarah" teriaknya sekali lagi ke arahku.
Namun catatan dan pembicaraan sejarah Rumania, sampai saat ini tidak berpihak kepadanya. Tetap menyebutnya Pemimpin yang bersalah. Tidak mampu menciptakan trust and fair community.
Yang tragis lagi, 3 anak Ceausescu yang telah dewasa, selama pemerintahannya tidak menikah. Karena paranoia akan terjadi pernikahan sandiwara. Pergaulannya di kontrol. Mereka bertiga tinggal di rumah yang sama. Di lantai dua, satu lantai dengan orang tuanya. Masing masing memiliki ruang kerja sendiri disitu.
Ceausescu adalah pemimpin yang penuh curiga, paranoid, sakit lahir batin. Menderita sakit gula dan komplikasi lainnya. Di rumahnya, terdapat ruangan ruangan dan alat alat terapi kesehatan. Kolam renang, whirpool, alat terapi air, spa, sauna dan lain lain.
Sebenarnya hidupnya memang menderita.
" tapi Kamerad, sejarah tetap mencatat, anda adalah pemimpin yang gagal " jawabku lugu.
" kamu sudah mengunjungi rumahku, merasakan penderitaanku, tetap tidak percaya juga kepada perjuanganku. Tidak ada gunanya lagi berbicara , dunia memang sudah terbalik"
