Legacy Keindahan dan penanda Holocaust
Hari ini, kami akan cao dari Budapest.Sore nanti harus cek in di Passion, kapal yang akan kami tumpangi lima hari ke depan, menyusuri sungai Danube.
Koper sudah ditata menjadi dua bagian. Satu koper besar dan satu tas - koper tentengan. Koordinator rombongan, pak Kus menekankan, Jangan ada pritilan yang lain. Usahakan semua bawaan masuk kopor dan tas. Jangan sampai ditolak naik kapal. Untunglah semua anggota rombongan  disiplin.... jadi amanlah kita kita.Kalau sampai ditolak Kapal, bisa bisa harus menjadi ikan Duyung,.....berenang lima hari lima malam di sungai, dari Hungaria sampai Romania.
Bus meninggalkan Hotel, sekitar jam 10.00, langsung menuju resto Cina untuk makan siang, di pinggiran kota. Dalam hati berkata, inilah terakhir kali, dapat makanan yang agak cocok di selera. Mulai malam nanti di Kapal dengan penumpang di dominasi orang Amerika, Kanada dan Eropa ini, kita kita harus pasrah, tulus ikhlas , menerima sajian dan pasokan makanan Eropa.... selama lima hari ke depan , terus menerus. Masya Allah dan juga sekaligus Alhamdulillah.
Usai makan siang halal yang sedap, Bus kembali ke pusat kota. Berkumpul di hotel Sofitel, meeting point dengan Bus jemputan dari Kapal, nanti jam 15.00. Kami berpisah disini dengan mas Kris dan Kuros. We all thank and appreciate To you bros.........akan terkenang dengan kebaikan mas Kris. Juga Kuros, driver yang telah sembilan hari melayani, dengan profesional.
Masih ada waktu dua jam sebelum meeting time. Sebagian rombongan , memilih ke Hard Rock Cafe Budapest, beli kaos dan atau topi. Ada juga yang ingin menikmati nano nano rasa ice cream Hungari. Saya memilih untuk jalan, mengeksplore kawasan Chain Bridge dan sekitarnya, hanya 50 meter dari hotel Sofitel.
Chain Bridge, jembatan pertama penghubung Buda dan Pest , difungsikan tahun 1849, adalah struktur besi dengan panjang bentangan hampir 400 meter, dan lebar sekitar 16 meter. Gagah diatas  sungai Danube. Dijaga dua patung Singa menghadap sisi Pest dan dua Singa di ujungnya, menghadap Buda.
Ada omongan, atau setengah kepercayaan, barang siapa berjalan menyeberangi jembatan ini, suatu saat pasti akan kembali. Kebetulan beberapa tahun yang lalu, saya berjalan menyeberangi jembatan ini.... e bener juga, sekarang kembali disini.
Selain keperkasaan dan keindahannya, jembatan ini juga mendapat sebutan yang serem. Seperti Liberty dan Margareth Bridge di sungai yang sama, Chain Bridge adalah salah satu Suicade Bridge, jembatan bunuh diri.
Konon orang orang yang putus asa dengan hidupnya, tua atau muda, akan memilih salah satu jembatan. Mendaki sampai puncaknya, mengucapkan sayonara kepada dunia dan semua. Lalu meloncat ke sungai, entah dengan gaya apa. .......Tewas mengapung, di sungai bawah sana.
Berbeda dengan para pria terlatih, yang mencari rejeki dengan meloncat di jembatan Mostar, Bosnia. Para peloncat disini tidak mencari rejeki, tetapi solusi ruwetnya kehidupan ... yakni kematian. Wah serem, amit amit.