Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyusuri Balkan, Catatan Perjalanan 11

16 September 2018   15:37 Diperbarui: 28 Juni 2020   20:07 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Slovenia

Sholat Ied di Slovenia, persaudaraan melampaui ruang dan waktu.

Berdiri di pinggiran pulau. Menatap Gereja di ketinggian. Untuk mencapainya, harus mendaki 49 atau 50 atau 51 undakan setiap yang menghitung hasilnya berbeda.

Undakan itu ada mitosnya. Konon, bagi pasangan yang ingin memperbaharui atau mengabadikan cintanya, sang pria harus membopong pasangannya mendaki undakan 49 itu, sampai di depan Gereja. Lalu, make a wish.untuk keabadian cinta.

Bapak bapak tersenyum, mendengar cerita itu. Barangkali dalam hatinya berkata hari gini main bopong bopongan mendaki sendiri saja susah, apalagi membopong isteri, yang rata rata size nya sudah berubah tidak S lagi.

Saya dan sebagian rombongan mendaki ke atas.

Dari puncak pulau, tersaji pemandangan menakjubkan. Beberapa kastil cantik, tegak di puncak puncak bukit Alpen Julian. Di tengah danau, perahu berseliweran, perenang dan peselancar mondar mandir, dinamis penuh semangat.

Tidak ada perahu bermotor. Perahu bermesin memang di larang, untuk menjaga kebersihan lingkungan. Atraksi berperahu manual ini , menjadi ladang rejeki anak anak muda setempat. Anak anak muda pengayuh setempat itu, memiliki tenaga yang mengagumkan. Sendirian, memegang dua kayuh, mampu mendorong perahu berpenumpang 15 orang, dengan Santai.

Setelah menikmati siang panas di tepian danau, tiba tiba hujan rintik turun. Para penjemur setengah Nude itu, lari berhamburan mencari shelter berteduh.

Pelancongan di danau usai. Bus menjemput, kami menuju hotel dan cek in. Ternyata hotelnya hanya selemparan batu dari Danau.

Hujan telah reda. Masih merasa belum puas juga dengan danau. Sebelum makan malam tiba, Saya dengan isteri menapaki undakan turun yang cukup terjal dari belakang hotel menuju Danau.

Musim gugur hampir tiba. Daun pepohonan ditepi danau sudah mulai menguning kecoklatan. Di terpa kilauan mentari sore, pepohonan itu laksana bermahkota cahaya. Daun daun kuning tersorot mentari soremenjadi keemasan memantulkan bercak bercak siluetnya. Mata silau. Permainan warna alam itu, menyirami mata wadag, dan meluruhkan mata hati. Alhamdulillah, alangkah cemerlangnya perayaan mentari ditepi danau sore ini.

Kami kembali ke hotel. Membisikkan selamat tinggal dan melangkah, memunggungi Danau Bled yang mulai temaram. Seolah sayup sayup, lagu Autum Leaves mengikuti di belakang kami.

The falling leaves

Drift by the window

The Autum leaves

Of red and gold

I kiss your lips

When Autum leaves

Start Toooo falllllll

Usai makan malam di hotel, saya mulai berbenah. Packing koper untuk cek out besuk, dan menyiapkan kostum Sholad Idhul Adha.

Tanggal 21 Agustus besok, kami akan mengikuti Sholat Idhul Adha, di pinggiran kota Bled. Di komunitas Muslim setempat. Sudah mendapat konfirmasi mengenai waktu dan tata caranya.

Pertama, Ibu ibu tidak diperkenankan ikut sholat jamaah Ied di Masjid itu. Jadi besok ibu ibu peserta tidak jadi ikut Sholat Ied, meski perangkat khusus Sholat sudah terlanjur disiapkan sejak dari tanah air.

Kedua, Acara dimulai sejak sholat Subuh, sekitar jam 5 pagi. Usai sholat subuh, akan diisi Taudzhiah taudzhiah. Non stop bergantian dari para pemuka Agama. Taudzhiah sambung menyambung sampai tiba waktu sholat Ied, jam 6.54 pagi. Setelah berembug dan kompromian dengan driver, sepakat kami akan mengikuti acara di Masjid jam 6.30.

Jam 5.45 pagi, bus berangkat dari hotel. Saya lupa bertanya, apakah Iedul Adha diberikan hari libur Nasional di Slovenia. Jalanan sepi mamring. Nyaris belum ada pergerakan kendaraan dan manusia.

Bus melaju lancar, menyusuri jalanan di tengah perbukitan. Semburat semburat merah mulai berkilatan. Jadi ingat lagu Koes Bersaudara, Pagi Yang Indah.

Jam 6.30 Bus sampai di Masjid. Masjid itu berdiri di seberang Stasiun Kereta Api, dan ditengah gedung gedung pabrik pengolahan barang Tambang.

Kami disambut pria pria ramah bersahabat. Dipersilahkan naik ke lantai 2, tempat Sholat.

Ruangan sudah ramai, hampir penuh. Mepet tembok paling belakang, ditempatkan deretan kursi kursi untuk duduk para jamaah yang memerlukan.

Para jamaah, sangat sedikit yang berkopiah. Kami berlima belas semua memakai penutup kepala.

Di depan, pemuka Agama berkopiah memberikan Taudzhiah, dalam bahasa Slovenia. Rombongan kami tidak ada yang mengerti bahasa Slovenia. Namun suasana Khusuk, damai, bersahabat.

Jam 6.45, Sholat Ied dimulai. Usai Sholat, seperti juga di Indonesia dilangsungkan Khotbah Ied.

Usai khotbah, kami ikut larut dalam salam salaman keliling sekitar lima ratus orang itu.

Tiba tiba sang Imam, dengan bahasa Inggris yang jelas mengundang kami, berjejer dengan Imam menghadap Jamaah yang masih berkumpul.

Imam berpidato singkat, menyambut sekaligus menjelaskan tamu khusus dari negeri sangat jauh....Indonesia. Saudara lama, yang baru kita kenal.

Persaudaraan ini terjalin, melampaui ruang dan waktu.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun