Rasa gerah dan capai itu seolah sirna. Menyusuri benteng yang berbelok sambil mendengarkan penjelasan Matt dan jepret sana jepret sini, benar benar membuat kami seperti turis sungguhan ......penikmat keindahan dan pemerhati sejarah.
Saya perhatikan, ada 3 menara pengawas besar dan tinggi, serta puluhan kubah kubah menyembul di Benteng. Konon, dulu kala dilengkapi puluhan meriam meriam, yang siap meledak menghalau lawan.
Benteng megah dan cantik ini menjadi cagar bangunan yang dilindungi UNESCO. Benar benar Legacy  yang megah , indah dan menguntungkan bagi Negara Kroasia.
Kami naik tangga ke Menara tertinggi. Kemiringan terjal 60 derajat tak membuat kami berhenti. Sampai diatas .............. pasti tahu apa yang akan saya tulis. Hanya Pesona semata. Langit biru, laut membiru, genteng genteng memerah, kubah kubah, Yacht Yacht putih, jalanan Stradun yang lurus lurus membelah kota tua, terintegrasi ke dalam kornea pandangan.
Meneruskan penelusuran, Matt berujar, coba longok ke bawah. Di bawah sana, dikarang karang indah putih yang sekali sekali dijilati deburan ombak kecil Adriatik, banyak orang sedang berjemur. S8 langsung menzooming, ah ....,..,. Coklat coklat coklat dan coklat, ada juga putih bertebaran, terlentang ... telungkup diatas karang, sebagian berenang di laut.
Konon di karang itu ada kafe sunset, kafe untu segmen khusus. Karena bisa Nude dengan nyaman disitu....... tuk menghirup kebebasan dan bermandi keindahan. Entah apakah wajahku tersipu melihat pemandangan itu, yang jelas kemampuan zooming S8 saat itu tidak memenuhi harapanku. Kurang ...kurang dekat.
Pendakian dan penyusuran benteng itu, kalau mau diceritakan lebih detil bisa memakan puluhan halaman buku.
Kesimpulannya hanya dua kata saja...... memukau dan memabukkan.
Suatu saat saya pingin kembali, untuk stay lebih lama di Kroasia, di Dubrovnik khususnya.
           Bersambung