Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Embusan Angin Cemara Tujuh 28

13 Juni 2018   20:24 Diperbarui: 13 Juni 2018   21:37 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

*Embusan Angin Cemara Tujuh 28*

Disela sela kesibukan kuliah di minggu pertama, empat sekawan itu menemui Adri.

Adri,adalah mahasiswa di Institut ini yang sudah setahun mukim di Rotterdam. Dikirim dari kantornya, salah satu Departemen di Jakarta, mengambil Master bidang Finance.

Nasihat Adri yang pertama dan utama adalah menghadapi tiga bulan pertama.

Sekolah di luar negeri dan juga di Belanda, tiga Bulan pertama adalah bulan penyesuaian kebiasaan. Di bulan bulan ini terjadi gegar , benturan kebiasaan. Harus beradaptasi terhadap banyak hal yang berbeda. Mulai dari penyesuaian makanan, cuaca, bahasa, budaya. Dan yang paling berat adalah rasa home sick, kangen rumah, rindu keluarga. Terutama bagi yang sudah keluarga.

Adri bercerita, teman seangkatannya lima orang Indonesia, dua diantaranya gagal dan terpaksa kembali ke. Indonesia di bulan ke duanya disini. Satu disebabkan sakit cukup serius, karena kurang doyan makan. Akhirnya tubuhnya tidak tahan, ditumbangkan udara dingin. Yang satunya lagi, tidak tahan mendapat kabar dari tanah air anaknya sering sakit. Teman satu ini selalu bersedih hati,muram. Akhirnya Solusi yang diambil, mengundurkan diri dan pulang kembali ke tanah air.

Jadi tiga bulan pertama adalah masa yang krusial. Waspadalah ...... waspadalah, demikian pesan Adri sedikit dramatik dan berlebihan.

Dan Adri juga memberitahu  hal hal praktis yang diperlukan.

Mereka berempat membuka rekening Bank di *ABN AMRO Bank* untuk menampung allowance yang diterima bulanan dari kantornya, sebesar 2000 gulden setara dengan 1800 USD. Juga membuat *Strippen Card*, yaitu kartu langganan angkutan umum bulanan. Bisa dipergunakan untuk naik Tram, Bus atau kereta, yang berlaku hanya di kota Rotterdam.

Adri juga memberi tahu, dimana bisa membeli barang barang dan pakaian Second Hand yang masih lumayan bagus dengan harga sangat miring. Dan memberitahu juga hal hal kecil praktis lainnya.

Setelah seminggu kerja keras kuliah dan diskusi diskusi kelompok yang beranggotakan mahasiswa mahasiswa dari lima benua, yang sering berlangsung bertele tele sampai pagi. Sabtu  ini, mereka bersantai, berjalan jalan di Centruum Rotterdam.

Centruum adalah pusat kegiatan warga. Konon di seluruh kota kota di Belanda, Centruum memiliki tata letak dan pola yang mirip.

Pertama ada Centraal Station, yang di depannya berjajar halte halte Tram dan bus, penghubung ke sudut sudut kota dan kota kecil sekitarnya, Menjadi urat nadi Angkutan umum . Seperti jaringan gurita yang terkoneksi rapi dan efektif.

Tak berapa jauh dari Centraal Station terdapat Square, alun alun kecil segi empat. Square adalah area publik untuk bersosialisasi dan beraktivitas lainnya. Dikelilingi bangunan bangunan pertokoan dan perkantoran. Dengan tata letak itu , Seolah semua kebutuhan dapat dicapai dengan mudah, di satu tempat, terjangkau dengan berjalan kaki, bersepeda atau naik angkutan umum.

Sabtu adalah hari libur, saat seluruh warga setempat berbelanja dan keluar rumah. Empat sekawan itu berjalan santai, menyusuri Pedestrian lebar dan bersih dari hotel menuju Centruum.

Berjalan santai dalam keramaian menikmati suasana kota. Kanal yang bersih, kiri kanan bertaman rapi , dengan rimbun bunga bunga musim semi warna warni. Di spot spot tertentu, tegak patung patung modern yang unik, menyusuri Bangunan bangunan khas Belanda berbata merah, dengan jendela menghadap jalan berhias pot pot tanaman kecil dan pernik pernik artistik. Mereka tidak pernah melihat yang seperti ini.

Berjalan dua puluh menit ditengah udara sejuk dan pesona musim semi, mereka tiba di Square yang telah ramai dan riuh oleh kerumunan.

Seperti yang dibilang Adri, toko toko yang ada di Rotterdam Centruum , juga hampir sama, sebagaimana kota kota lain di Belanda.

Kalau mau belanja pakaian yang bagus masuklah ke toko *C&A* atau *V&D*persis di pinggir Square. Sedangkan Untuk yang kualitas dibawahnya ada di toko *Hema*. Kalau mau belanja makanan dan bahan makanan tersedia di toko *Albert Heijn*.

Juga dilorong lorong sempit disekiling Square, bertebaran toko toko kecil yang berjualan aneka rupa, dari makanan, pakaian sampai Souvenir.

Mereka berkeliling keliling cuci mata di Square dan toko toko. Setelah menikmati makan siang, potongan besar ayam panggang dengan sayur dan kentang goreng, mereka duduk di kursi kursi yang bertebaran di pinggir Square.

Semakin siang, semakin banyak orang berdatangan di Square. Dan semakin banyak pula pengamen pengamen unjuk kebolehan.  

Para pengamen itu bermain  layaknya profesional. Ada pemain Solo guitar, grup brass, grup unik Amerika Latin dan macam macam pengamen unik lainnya di sudut sudut Square dan sepanjang jalan.

Mereka menikmati permainan pengamen Solo yang berkostum John Denver dan memainkan guitarnya. Sendirian, dikawal anjingnya yang bersimpuh disampingnya, bule Belanda itu mengalunkan Take me home country road lantang dan penuh gusto.

Setiap lagu selesai, tepuk tangan riuh dari penonton yang mengelilinginya. Orang orang melemparkan receh dan uang kecil ke tas gitar terbuka disampingnya, anjingnya melenguh kesenangan.

Puas menikmati pertunjukan pengamen pengamen, mereka , empat sekawan itu menyusuri gang gang  di sekitar Square, masuk ke toko toko kecil di sepanjang lorong.

Ketika mereka memasuki toko yang kesekian, toko pakaian, tak disangka di belakang meja stan pakaian wanita, Marieska dengan senyum mawar merahnya berdiri disana.

Matanya berbinar, mengenali dan melambai memanggil mereka. Sebelum mereka menyapa, Marieska sudah berujar,

" Setiap Sabtu saya bekerja disini, part time"

*Bersambung*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun