Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hembusan Angin Cemara Tujuh 22

1 Juni 2018   09:41 Diperbarui: 1 Juni 2018   09:54 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

III.3 Sekolah Lagi

Siang itu pesawat Garuda Indonesia mendarat mulus di bandara Schipol , pinggiran kota Amsterdam Belanda.

Pesawat Take off dari bandara Cengkareng hari Jumat kemarin sore, menuju Abu Dhabi Uni Emirat Arab. Setelah transit 2 jam di Abu Dhabi, pesawat yang sama melanjutkan penerbangan sekitar tujuh jam menuju Schipol.

Minggu ke empat bulan April di musim semi akhir dekade 1980, Sutopo, Wikarya, Puspa dan Deni keluar dari pesawat Garuda menyusuri Garbarata Bandara.

Mereka berempat adalah pegawai yang terpilih dari kantor untuk mengikuti program Master di kota Rotterdam, The Netherlands atau Holland atau Belanda, atau Negeri Kincir Angin Eropa Barat.

Matahari bersinar terang di tengah hari itu, namun udara masih terasa dingin. Mereka merapatkan jaket dan antri tertib menuju gerbang Imigrasi. Urusan Imigrasi cepat dan tidak ada pertanyaan macam macam.

Setelah mengambil bagasi bagasi yang berukuran jumbo, mereka mengikuti petunjuk arah menuju Train Stasiun.

Sebelum mereka berjalan ke tangga berjalan yang menuju Stasiun bawah tanah, Sutopo berhenti sendirian dibelakang , kemudian menghentak hentakan kaki kanannya ke lantai sebanyak tujuh kali dengan kesungguhan. Baru  kemudian menyusul temannya naik Eskalator ke bawah.

Menuju ke loket, Wikarya bertanya kikuk informasi perjalanan kereta api ke kota Rotterdam kepada petugas loket, seorang Noni Noni cantik Belanda, berambut pirang keemasan. Noni itu memberi informasi dengan bahasa Inggris yang jelas dan gampang dimengerti, disertai senyum lebar. Mereka harus turun di Stasiun Rotterdam Central, bukan yang North atau South, sang Noni memberi tambahan informasi ramah.

Mereka membeli tiket satu arah berempat bersama, yang harganya lebih murah dibanding kalau membeli sendiri sendiri. Perjalanan akan menempuh waktu sekitar satu jam.

" dank well " ucap Wikarya ber Holland Spreken satu2 nya yang ia tahu sambil memajang senyum jet lagnya paling indah yang bisa ditampilkan. Lengan bule Noni itu terulur, Wikarya menerima tiket dan kembalian recehan recehan 2 guldenan. Tidak lama menunggu di peron 3, Kereta Api itu tiba mendesis pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun