Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hembusan Angin Cemara Tujuh 12

17 Mei 2018   07:36 Diperbarui: 17 Mei 2018   07:38 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sutopo ingat debat panas di Univercity Club Boulevard Kampus. Diskusi dengan tema modal asing itu beralih menjadi debat panas dengan gebrak gebrak meja.

Bagi Sutopo, diskusi di Kampus selain menumbuhkan wawasan baru tentang suatu topik tertentu, juga menjadi ajang membentuk serta mengembangkan

kepribadian   dan karakter.

Diskusi kampus adalah arena yang bergelora, gegap gempita juga terkadang menggelikan.

Sutopo kagum kepada salah satu peserta debat mahasiswa Sospol, benar benar macan debat yang cerdas dan tangguh. Pasti masa depannya cemerlang, batin Sutopo. But who knows, karena banyak juga bekas aktivis dan macan debat Kampus yang masa depannya tidak jelas, kabur kanginan tak tentu arah.

Sutopo sadar dari lamunannya, ketika ada yang meneriaki namanya. Dari ujung lorong, Sumitro meluncur dengan hem putih lengan panjang yang bersetelika rapi, rambut mengkilap bermandi pomade. Ikon cengengesan megah bertengger di bibirnya yang terbuka miring.

" esuk esuk nglamun ya Po, ayo langsung makan saja di SGPC " Mitro narik tangan Topo tanpa menunggu jawaban.

Masih jam 11 lebih sedikit, SGPC masih belum begitu ramai. Mitro memilih meja di sudut, yang biasanya memang disediakan untuk Dosen.

Selesai pesan 2 porsi SGPC dan sari tomat, dari mulut menceng Mitro mitraliur cerita masa lalu berhamburan tanpa jeda , tanpa bisa di stop. Alhamdulillah, terima kasih Tuhan punya sahabat pembual yang baik hati dan gampang ditebak ini, batin Sutopo. Dan masa lalu seolah menjadi es campur segala macam rasa yang enak di klamut klamuti dan dikenang kenangi berkali kali, melalui pertemuan dua sahabat itu.

Mitro pun juga memberi advis tentang berbagai hal untuk hidup kembali ke Yogya. Nasihat yang tidak tepat, karena Topo jauh lebih tahu darinya dari pengalaman masa kosnya dulu, bagaimana hidup di Yogya ini.

Sutopo masih takjub mengamati warung SGPC yang semakin ramai dan meriah. Mahasiswa dari segala suku ada disini, seolah Indonesia bersatu disini, di SGPC, damai ceria dan meriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun