Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hembusan Angin Cemara Tujuh 4

13 Mei 2018   07:21 Diperbarui: 25 Mei 2018   19:38 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hembusan Angin Cemara Tujuh.Ep4

Namanya Kinanti, mahasiswi Fakultas Psikologi, angkatan dua tahun dibawah Sutopo.

Setelah insiden buku Lelaki Tua dan Laut, mereka berkenalan. Sutopo mempersilahkan Buku Lelaki Tua dan Laut satu satunya di perpustakaan  itu dipinjam terlebih dahulu oleh Kinanti. Kinanti Berjanji akan menyelesaikan membaca dan mengembalikan lagi dalam satu minggu. Buku ini memang relatif tipis dibanding buku buku sastra yang lain.

Mereka mengambil tempat duduk masing masing untuk belajar. Kinanti dan temannya Sasmita, duduk 5 bangku di depan Sutopo.

Perpustakaan pusat UGM ini adalah bangunan luas yang relatif baru. Bergaya modern dengan banyak dinding kaca dan plafon tinggi. Memberi kesan lega. Perpustakaan Dengan Cemara Tujuh hanya dipisahkan jalan umum Kampus, dan ada halte mungil teronggok disitu, tempat angkutan umum menurunkan dan menaikan penumpang ..... kebanyakan mahasiswa.

Siang itu perpustakaan tidak begitu rame. Hanya di sudut ada kelompok mahasiswa mahasiswi yang sedikit berisik diskusi dan mengerjakan PR. Sutopo melirik, kayaknya adik adik kelasnya jurusan Akuntansi. Terdengar suara debit kredit, pasti anak akunting, tandanya lagi cewek ceweknya tidak pada dandan. Konon cewek cewek anak akunting tidak sempat dandan, sakbing kebanyakan PR debet kredit yang bikin mumet.

Setelah beberapa waktu belajar , Kinanti dan temannya Mita pamitan untuk kuliah siang. Sutopo melambai tipis , tersenyum ragu dan meneruskan menunduk, pura2 membaca.

Setelah mereka berlalu, Sutopo bergegas ke dinding kaca besar terbuka yg menghadap utara . Menatap punggung dua mahasiswi itu menyeberang jalan di depan Perpustakaan, selanjutnya gemulai berjalan dibawah keteduhan Cemara Tujuh, mendaki tangga Gedung Pusat dengan tentengan tas kuliahnya.

Sutopo takjub dengan cara berjalan Kinanti, .... indah elegan. Barangkali seperti itu cara berjalan yang dilukiskan bak macan luwe itu, cara berjalan macan lapar. Tidak secepat jalannya peragawati di cat walk, lebih pelan melela dan berirama seperti  ..... itu tadi macan luwe.

Kembali Sutopo diliputi perasaan dan sensasi yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Siang ini dua kali Sutopo tersihir magnit ajaib yang menggetarkan, dari Tersambar petir alis tebal sampai kelimpungan terpukau irama langkah macan luwe.............Dua duanya milik Kinanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun