Mohon tunggu...
MULYATI
MULYATI Mohon Tunggu... Guru - ASN

menulis adalah menciptakan ruang untuk mencurahkan segala ekspresi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Virus Corona

11 Mei 2020   07:54 Diperbarui: 11 Mei 2020   07:54 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terhitung sejak pertengahan Maret lalu, Pemerintah menggaungkan beberapa kebijakan terkait adanya ancaman tak kasat mata dari si Corona. Anjuran tersebut diantaranya agar kita di rumah aja, belajar di rumah, bekerja dari rumah dan beribadah pun dari rumah. 

Selain itu kita dianjurkan agar pandai-pandai menjaga kesehatan diri seperti mandi minimal dua kali sehari, rajin mencuci tangan pakai sabun,menggunakan masker saat keluar rumah dan makan makanan yang sehat dan bergizi tinggi. Tujuannya agar sistem kekebalan tubuh kita tinggi sehingga tidak mudah terinfeksi Corona.

Dampak dari serbuan Corona tidak hanya berupa kita terkungkung di rumah aja melainkan merambah pada aspek lain. Bak domino yang tersenggol tangan, Corona mengancam keruntuhan berbagai sektor kehidupan manusia. 

Berawal dari Corona membuat kita harus stay at home aja, membatasi ruang gerak dan segambreng aktivitas kita yang bahkan lebih ampuh ketimbang seruan Adzan sebagai pengingat Sholat dari Allah SWT.  

Betapa tidak, sebagian kita terkadang masih menunda-nunda waktu sholat ketika mendengar kumandang Adzan. Bahkan sering lalai dan bablas ketika tidur. 

Akan tetapi giliran kita dihadapkan pada ancaman bahaya Corona, semua sigap bergerak untuk menyelamatkan diri komplit dengan segala himbauannya. 

Selain kita harus di rumah aja, Corona juga membuat kita harus menerapkan sosial distancing. Kita dilarang kumpul-kumpul dengan banyak orang. Karena dikhawatirkan akan memperluas penyevbaran si corona tersebut. 

Bahkan beberapa daerah telah menerapkan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar yang berakibat kita tidak boleh pergi keluar kota maupun mudik bagi anak rantau. Tentu hal ini sangat menyiksa batin tidak hanya bagi perantau akan tetapi bagi keluarga yang ada di kampung sana.

Dampak selanjutnya dari segi ekonomi. Sosial distancing,di rumah aja maupun PSBB mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan. Mereka yang bekerja sebagai karyawan terkena pehaka sedangkan mereka yang berdagang akan kehilangan pelanggannya. Kehilangan pekerjaan ini tentu saja menurunkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari. 

Dari beberapa contoh dampak yang disebutkan di atas mari kita lihat. Betapa si corona telah mampu memporak porandakan kehidupan manusia dari banyak sektor. 

Betapa corona yang tidak kasat mata saja mampu mengendalikan kehidupan manusia. Itu semua karena corona bersatu membangun sebuah misi. Mereka bersatu padu melancarkan satu misi yaitu menginfeksi manusia. 

Dengan kesimpulan corona yang kecil saja ketika bersatu mampu mengguncang kehidupan di dunia. Semua terkendalikan. Apalagi jika manusia yang bersatu. Tentu tidak sulit untuk menggalang kekuatan besar negeri ini. 

Mari kita belajar dari virus corona, kita ciptakan satu misi kemudian kita himpun kekuatan masing-masing untuk melaksanakan misi tersebut. Penulis pikir tidak sulit untuk membuat Indonesia kita lebih maju lagi dari sekarang.

Yogyakarta

11 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun