Mohon tunggu...
MULYATI
MULYATI Mohon Tunggu... Guru - ASN

menulis adalah menciptakan ruang untuk mencurahkan segala ekspresi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Curhatane" Seorang Wali Murid

13 Mei 2019   10:53 Diperbarui: 13 Mei 2019   11:00 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pagi ini penulis kedatangan seorang ibu wali murid. Di tengah kegiatan belajar mengajar berlangsung, datanglah seorang ibu yang mengetuk pintu kelas. Penulis pun keluar menjumpai tamu yang sudah berdiri di depan pintu kelas. Setelah bersalaman dan menyampaikan keperluan sang ibu, obrolan justru berlanjut ke profesi sampai pada kehidupan rumah tangganya. 

Dengan tanpa aling-aling ibu yang berprofesi sebagai pengusaha emping jagung itu menceritakan kehidupan pribadinya. Mulai dari kegagalan rumah tangganya sampai pada jumlah warisan yang kini dimiliki oleh anaknya. Jujur, sebenarnya penulis bukan seorang konselor pernikahan akan tetapi harus mendengarkan curhatane ibu yang satu ini. 

Dengan sesekali menguap dan melirik jam tangan, penulis berusaha menanggapi walaupun sebenarnya gak penting mungkin. Hehe. Karena di sini Lagi-lagi profesi guru dituntut kompetensi ya dalam membangun hubungan dengan para orang tua. 

Kompetensi sosial yang merupakan salah satu prasyarat menjadi guru profesional harus diterapkan. Apalagi dengan partner pendidik kita seperti orang tua. Kemampuan seorang guru setidaknya membuat nyaman menjadi tempat curhat wali murid walaupun belum bisa memberikan solusi. Bukankah kita pun senang ketika curhatan kita didengarkan dengan antusias oleh lawan bicara?  

Didengarkan curhatannya membuat seseorang dihargai dan merasa ada teman. Sehingga secara psikologis bisa mengurangi beban unek-unek yang mereka rasakan. Apalagi kalau bisa memberikan alternatif solusi, pasti bisa lebih plong lagi rasanya. Lega, seperti minum es jeruk di siang bolong misal . 

Yang jelas, sudah menjadi kewajiban kita menghormati setiap tamu yang datang. Bukankah tamu dan teman-teman baru yang datang merupakan bentuk rejeki dari Tuhan? Oleh karenanya, maka pandailah bersyukur atas setiap situasi. Walaupun harus ngantuk, nguap berkali-kali dan gak istirahat demi mendengarkan curhatannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun