Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Parah

19 Oktober 2020   07:57 Diperbarui: 19 Oktober 2020   08:07 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tolong buka helm dan masker bapak dulu."

"Hmm... buat apa mbak?"

"Mohon."

Dan si ojek menurut. Dan alangkah terperangah bahwa setelah membuka helm dan maskernya rupanya si ojek bukan bapak2 tetapi pemuda tampan. Tingginya sekira 180an cm, kulit putih, hidung mancung rambut pendek model masa kini, dan senyumnya menawan. Usianya 25 tahun. Cuma suaranya agak berat. Makanya tadi dikira bapak2.

Si dokter terperangah, seneng, tertarik, lalu menyampaikan sumpahnya. Dia katakan bahwa dia berniat membeli dua porsi makan pakai ojek online karena dia berniat akan makan malam dengan si ojek bila seorang itu masih jomblo dan baik.

"Aku mungkin tidak baik mbak. Tapi aku jomblo." Kata mas ojek.

"Ah.. sampean mas. Namanya siapa kalau boleh tahu?"

"Dino, mbak."

"Aku Yuni. Salam kenal ya. Jadi gimana? Berkenan makan malam di dalam rumahku?"

"Aduh gimana ya... mohon maaf."

Si dokter benar2 menyampaikan kalau dia akan menikahi orang yang membawa makan malamnya malam ini bila ia muda dan jomblo. Dan lelaki itu agak bingung dan malu. Sungkan mungkin. Aneh saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun