Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Agama Itu Apa, Ma?

19 September 2018   14:23 Diperbarui: 19 September 2018   14:28 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Agama itu apa, Ma?" Tanya Fatonah kepada sang mama. Wajahnya  didongakkan menunggu jawaban sang mama yang tengah meniti Fatonah  mendaras Alquran pada bakda magrib di musholla mungil rumahnya.

 Si Mama heran mengapa ia mendadak mengerem ngajinya lalu melempar  pertanyaan itu. Perempuan yang bibirnya tebal dan merah alami itu  menghela nafas sejenak lalu menjawab dengan wibawa.

"Agama itu  adalah akhlaq mulia, Nak," terang si mama. "Kalau kamu mampu berakhlaq  yang baik maka kamu artinya telah beragama. Tapi bila kamu akhlaqnya  buruk kamu sejatinya tak beragama,"

"Bukan agama mewajibkan  shalat, zakat, puasa, dan haji, Ma?" Bocah kelas 6 SD swasta itu ngeyel.  Maklum baru ngikuti kajian Keislaman yang dikarantina semalam tadi di  sekolah makanya langsung mengajak debat sang mama. Kalau sama papanya ia  sungkan. Sebab papanya pasti bilang, wes blajaro disek sing sregep.  Sudah hafal dia.

"Ahklaq yang mulia artinya seseorang telah  memeraktikkan agama, Nak," katanya. "Sholat tujuannya kan berakhlaq,  sama orangtua sopan santun, selalu baik dan beguna bagi teman atau orang  lain. Masak abis nyium bumi lalu di sekolah metantang-metenteng karena  dapat rangking 1? Apa ada ajaran shalat yang menyuruh orang sombong?  Congkak karena dapat pujian orang? Tidak adil, tidak peduli sesama? Ada  tidak dalam gerakan sholat yang nyuruh kamu begitu?"

Fatonah menggeleng. Entah dia paham atau bingung.

 "Orang yang tunduk kepada Allah swt ia senantiasa berhati lembut, Nak. Suka memberi, ikhlas, sabar, tidak tamak, tidak mbujukan, tidak ngapusi, dia pasti selalu berkata  baik dan benar. Orang yang shalatnya baik pasti amalanya baik, terbebas  dari hal negatif karena Allah swt telah meninggikan derajatnya. Kamu  harus begitu," pinta mama sambil mengelus ubun-ubun Fatonah.

"Oke bos," pekik Fatonah lalu melanjutkan mendaras Alquran yang sedari tadi menganga di haribaannya.

 Si mama menggeleng lalu mengembang senyum manis di bibirnya. Ia  berfikir apa sih tujuan hidup di dunia kalau bukan demi anak. Demi masa  depannya yang cerah. Anak harus lebih baik dari kita. Lebih sabaran,  lebih sopan, lebih cerdas dan lebih baik semuanya dari kita mungkin yang  merasa sudah baik. Mereka, anak-anak kita harus lebih hebat, mandiri,  bertanggungjawab, dan semoga menjadi pemimpin yang hebat dan  menghebatkan. Membawa berkah dan kemakmuran bagi umat, bangsa, dan  negara

"Sudah ya ma, pasti aku sudah ditunggu temen-temen di  halaman musholla. Mau main dulu," kata Fatonah sambil menyeringai dan  langsung siap berlari.

"Sarungnya jangan diinjak loh, harus  jaga dari najis. Main boleh, tapi sebagai calon pemimpin bangsa kamu  harus giat belajar, Nak," seru Mama. Ini model nasihat agak jengkel tapi  mendoakan kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun