Mohon tunggu...
Ika Mulya
Ika Mulya Mohon Tunggu... Penulis - Melarung Jejak Kisah

Pemintal Aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Octrouble

17 Oktober 2021   15:41 Diperbarui: 17 Oktober 2021   15:43 3662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, Kinanti lantas pergi dari rumah seperti keluarnya upik abu dari neraka. Tidak ada dokumen penting dan barang berharga yang dia bawa. Hanya ada segenggam recehan untuk membayar angkot di kantung bajunya yang lusuh. Jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan sisa-sisa harapan.

Perempuan pecandu hujan ini menunda kepulangannya ke rumah orang tua demi menemuiku di kedai kopi seberang kantor lebih dulu. Tangan dan wajah Kinanti lebam-lebam. Entah bagian tubuh lain. Yang jelas, bercak darah masih tersisa di sudut kiri bibir. Sorot matanya sore itu menceritakan semua tentang pedih perih tanpa kata-kata.

"Wisnu ...."

"Ya."

"Kau ingat, berapa lama perjuanganku untuk sembuh dari semua trauma?"

"Tiga tahun."

"Bukankah itu lama?"

"Waktu yang lama dan sangat menyiksa."

Kinanti diam saja.

Aku menduga dia sedang teringat awal kebangkitannya. Momentum dia mampu keluar dari kehidupan yang hanya berputar-putar di ruang belajar dan setumpuk novel misteri. Fase di mana perempuan cantik ini bisa kembali tersenyum manis dan terbahak tanpa pura-pura.

"Kupikir, aku sudah mampu melindungi diri dari tipu daya cinta. Nyatanya ...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun