Mohon tunggu...
Mulyadi Djaya
Mulyadi Djaya Mohon Tunggu... Dosen Univ. Papua -

Memotret Papua bagai oase yang tidak pernah kering. Terus berkarya untuk Indonesia yang berkemajuan (#dosen.unipa.manokwari).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Catatan Wallace tentang Ottow-Geissler di Pulau Mansinam Papua (1858)

9 Februari 2018   15:48 Diperbarui: 10 Februari 2018   05:04 4077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://validnews.co

Riwayat kedatangan dan peran dua misionaris atau penginjil Carl Williem Otto dan Jhon Gottlob Geissler (sering disingkat Ottow-Geissler) ke Papua pada tanggal 5 Februari 1855 memiliki nilai sejarah yang paling dalam bagi orang Papua. Tergambar  dari banyaknya tulisan tentang dua tokoh tersebut sejak kecil dan remaja, kedatangan ke Indonesia (Hindia Belanda), mampir di Ternate, hingga berlabuh di Pulau Mansinam Manokwari. Bapak  peradaban bagi orang Papua ini diperingati sangat hidmat setiap tahunnya.

Tapi kali ini berbeda, saya menulis tentang pertemuan Alfred Russel Wallace (disingkat Wallace) dengan Ottow-Geissler di pulau Mansinam pada tahun 1858. Diungkap dalam sebuah buku: The Malay Archipelago. Di dalamnya juga tentang kondisi Kampung Dorey dan penduduk asli pada zaman old. Kini Dorey berubah menjadi kota Manokwari.

***

Siapa yang tidak mengenal Alfred Russel Wallace seorang penjelajah sekaligus ahli biologi dunia. Bahkan dalam pengembaraannya dia dikategorikan seorang antropolog karena mampu mengidentifikasi ciri dan karakter suku-suku yang ditemuinya termasuk di Indonesia kala itu. Sebenarnya "Teori Seleksi Alam" dari Charles Darwin adalah hasil temuan Wallace. Banyak penghargaan internaional yang diperoleh atas pengakuan ilmu di bidang flora dan fauna.

Menuju Dorey Papua

Penjelajah yang lama bermukim di Ternate itu sangat penasaran dengan cerita dari Sultan Ternate dan para pedagang dari Papua tentang burung Cenderawasih. Burung yang memiliki buluh sangat indah dan hanya ada di Papua.  

Maka berangkatlah ia dari Ternate pada 25 Maret  1858 bersama empat orang pembantunya (Ali, Jumaat, Lahagi, dan Loisa) menggunakan perahu layar menyusuri pantai utara Papua. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi kebaradaan fauna dan flora di pulau yang paling besar yang pernah dikunjunginya. 

Terutama jenis-jenis burung, mamalia dan serangga. Berbagai hambatan dan rintangan selama perjalanan akhirnya mereka berlabuh di sebuah pulau kecil, yang mereka didengar bernama Mansinam pada tanggal 10 April 1858.

Dijemput Mr. Otto ke Rumahnya

Mereka menambat perahu agak jauh dari pantai sambil mempelajari situasi dari sekitar pulau. Dari arah daratan pulau Mansinam seorang berkulit putih dengan perahunya, memperkenalkan diri bernama Otto menyambut kedatangan tamu yang belum dikenalnya itu. 

Otto mengundang Wallace ke pantai dan sarapan bersama di rumahnya tidak jauh dari bibir pantai pulau Mansinam. Di rumah Otto memperkenalkan rekannya bernama Geisler. Dalam buku diceritakan bahwa Geisler sudah enam bulan berdiam di rumah karena tumitnya mengalami luka yang tidak sembuh-sembuh (abses).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun